TEMPO.CO, Surabaya-Bank Indonesia (BI) mengklaim kondisi perbankan di Jawa Timur stabil sepanjang 2013. Hingga November 2013, kinerja perbankan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian di provinsi tersebut.
"Pertumbuhan ekonomi naik, kredit naik, artinya kondisi perbankan Jawa Timur stabil," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur Dwi Pranoto dalam jumpa pers usai serah terima fungsi pengaturan dan pengawasan Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan di Gedung Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur Surabaya, Selasa, 31 Desember 2013.
Sampai November 2013, Bank Indonesia mencatat total aset perbankan di Jawa Timur mencapai Rp 425,01 triliun atau 6,96 persen dari total aset perbankan nasional. Penyaluran kredit mencapai Rp 301,51 triliun dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun sebesar Rp 325,75 triliun.
Sebagian besar penyaluran kredit ditujukan untuk sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 73,51 persen dari total kredit. Kondisi ini didukung dengan tingkat risiko kredit yang relatif rendah dari jumlah non-performing loan (NPL) sebesar 1,92 persen.
Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah meningkat secara tahunan sebesar 20,22 persen sehingga mencapai Rp 86,87 triliun dengan NPL 3,50 persen. Menurut Dwi, pihaknya bersama Otoritas Jasa Keuangan akan terus menggenjot UMKM sebagai upaya mendorong pertumbuhan inklusif di Jawa Timur. "Kami akan perkuat basis UMKM dan ekonomi umat berbasis syariah. Karena keduanya sangat kuat di Jawa Timur," kata Dwi.
Selain itu, pertumbuhan investasi juga tidak kalah dalam memberikan kontribusi. Meski share investasi dari kredit modal kerja hanya sebesar 14,5 persen, tapi pertumbuhannya bisa mencapai 33,5 persen. Ini artinya pergerakan sektor riil mengalami ekspansi cukup signifikan.
AGITA SUKMA LISTYANTI