TEMPO.CO, Jakarta - Aksi beli yang dilakukan investor terhadap saham-saham yang dinilai memiliki prospek cerah di tahun 2014 menjadi penggerak market. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini kembali menguat tajam 61,34 poin (1,46 persen) ke level 4.275,67.
Analis dari PT Sinarmas Sekuritas Richard Panim mengatakan, pelemahan IHSG yang sudah cukup tajam di pekan lalu memicu pembalikan arah di pekan ini. "Adanya faktor rebound inilah yang menyebabkan indeks berhasil menguat di tengah terkoreksinya bursa regional," kata dia, Selasa, 10 Desember 2013.
Pelaku pasar melakukan aksi beli selektif yang secara harga sudah cukup murah (undervalued), tapi masih memiliki prospek bagus sampai tahun depan. Richard mencontohkan saham-saham berkapitalisasi besar penggerak pasar yang harganya sudah berada cukup jauh dari nilai wajarnya, seperti Gudang Garam atau Unilever.
"Pelaku pasar melihat pengeluaran masyarakat untuk membeli barang-barang konsumsi bakal meningkat seiring Pemilu 2014," ujar Richard.
Di sisi lain, sentimen yang berasal dari berita kontroversi larangan ekspor barang mineral mentah turut berdampak pada kenaikan harga saham-saham pertambangan, seperti Vale Indonesia atau PT Timah.
Pelaku pasar meyakini larangan ekspor bijih mineral masih bisa dipertimbangkan oleh pemerintah. "Alasannya, ekspor mineral mentah bisa menjadi tulang punggung untuk mengatasi defisit perdagangan," ujar Richard.
Bursa regional melemah hingga 17.00 WIB. Nikkei 225 turun 0,25 persen ke level 15.611,31, Hang Seng turun 0,28 persen ke 23.744,19, Strait Times melemah 1,03 persen ke 3.081,72, dan bursa Korea melemah 0,35 persen ke 1.993,45.
PDAT | M. AZHAR