TEMPO.CO, Jakarta - Kombinasi kenaikan suku bunga ditambah pesimisme investor terhadap data neraca berjalan membuat pasar kembali dilanda tekanan jual pagi ini.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia tadi pagi langsung menyentuh level terendahnya 4.315,95 pada pembukaan perdagangan. Hingga pukul 10.00 WIB, indeks berada pada posisi 4.326,15.
Tekanan jual terjadi pada seluruh sektor saham, terutama perbankan, infrastruktur dan properti. Beberapa saham terus mengalami tekanan ke bawah seperti Bank Mandiri, Telkom, Bank BRI, Lippo Karawaci dan Bank BNI.
"Indeks diperkirakan melanjutkan koreksinya hingga rilis data neraca berjalan kuartal ketiga 2013 yang dirilis hari ini," ujar Benedictus Agung, analis PT Samuel Sekuritas.
Bank Indonesia dalam pernyataannya kemarin menyatakan bahwa neraca berjalan diperkirakan mencapai US$ 8,4 miliar. Angka tersebut, walaupun lebih baik dari defisit kuartal sebelumnya, tetap masih jauh di bawah ekspektasi pasar.
Kenaikan defisit neraca berjalan akan berdampak pada semakin anjloknya nilai tukar rupiah dan berdampak pada pasar saham. "Karena itu, pasar menilai kenaikan BI rate kemarin adalah langkah untuk mengantisipasi defisit neraca berjalan yang masih tinggi," lujar Benedictus.
Beberapa saham yang bisa diperhatikan antara lain Indo Tambangraya Megah, Semen Indonesia, dan Vale Indonesia.
PDAT | M. AZHAR