TEMPO.CO, Jakarta -- Pertumbuhan konsumsi plastik tahun ini mencapai 5 persen, turun dari pertumbuhan konsumsi plastik tahun lalu yang mencapai 7 persen. Wakil Ketua Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplast), Budi Susanto Sadiman, mengatakan target awal pertumbuhan konsumsi plastik mencapai 8-9 persen.
"Tapi kisaran pertumbuhan konsumsi mencapai 8-9 persen dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 6 persen. Kalau pertumbuhan ekonomi sudah direvisi menjadi 5,34 persen, maka konsumsi plastik tahun ini 5 persen," katanya ketika dihubungi Tempo di Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2013. Menurut dia, volume konsumsi plastik tahun lalu mencapai 3,2 juta ton.
Budi mengatakan penurunan pertumbuhan konsumsi plastik disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat pada tahun ini. Menurut dia, plastik digunakan sebagai pengemasan oleh produk sekunder, seperti makanan olahan, sehingga ketika harga BBM naik dan harga kebutuhan lain yang lebih utama naik, maka masyarakat akan memilih membeli kebutuhan primer dibandingkan dengan membeli bahan makanan olahan. "Plastik kan di bagian makanan olahan, jadi masyarakat akan lebih memilih yang primer," katanya.
Selain itu, kenaikan harga plastik sebesar 12 persen karena naiknya bahan baku impor yang disebabkan pelemahan nilai rupiah turut menyebabkan penurunan volume konsumsi plastik. Faktor lain adalah turunnya produksi dari industri yang menggunakan plastik sebagai pengemasan seperti industri makanan minuman dan elektronik. "Produksi industri lain yang menggunakan plastik juga turun. Makanya pertumbuhan industri plastik turun," katanya.
Akan tetapi, walaupun susut secara volume, Budi mengatakan secara omzet konsumsi plastik mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh pelemahan nilai rupiah. Kenaikan omzet akibat pelemahan rupiah, kata Budi, mencapai 20 persen. Tahun lalu, omzet industri plastik mencapai US$ 1.500 per ton dan sekarang omzet mencapai US$ 1.700 per ton.
"Jika nanti rupiah kembali naik ya bukan tidak mungkin akan berubah lagi. Plastik ini kan industri yang cepat berubah mengikuti pergerakan nilai tukar," katanya.
Inaplast menyatakan kenaikan harga produk plastik hingga saat ini mencapai 12 persen. Kenaikan harga disebabkan oleh naiknya harga bahan baku impor yang disebabkan depresiasi rupiah, kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar yang berujung pada proyeksi inflasi 9 persen pada akhir tahun.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler:
Ada Cacing Hati di Sapi Jokowi
Istri Akil Mochtar Minta KPK Buka Rekeningnya
Jokowi: Lihat Saja Nanti Siapa yang Disembelih
Roy Suryo Larang Timnas U-19 Temui Politikus
Mau Blusukan, Sultan HB X Minta Mobil Baru