TEMPO.CO, Nunukan - Kepala Bea dan Cukai Nunukan, Kalimantan Timur, Bambang Wikarsono, mengatakan anak buahnya tak bisa bekerja mengawasi peredaran narkoba karena seringnya pemadaman listrik di kabupaten yang berbatasan dengan Malaysia itu.
"Kalau listrik sering padam, mesin X-Ray tidak berfungsi," katanya kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Agung Kuswandono, yang sedang melakukan inspeksi ke Nunukan, Rabu, 9 Oktober 2013. Kondisi ini mempersulit petugas pabean mengawasi peredaran narkoba.
Bambang mengaku tidak bisa terus-menerus menggunakan genset karena stok BBM di Nunukan seret. Dua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hanya beroperasi tiga hari selama dua minggu. "Antrean BBM sudah berlangsung lama," katanya.
Akibatnya, petugas pabean memeriksa setiap barang yang masuk di Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, secara manual dengan menggunakan lampu senter. Selain itu, pintu kedatangan--yang bercampur antara internasional dan domestik--juga membuat petugas kesulitan. Ditambah lagi jumlah petugas yang terbatas. "Petugas pabean hanya ada 31 orang untuk kawasan yang luasnya 14 ribu kilometer persegi," ujarnya.
Kendati banyak kekurangan, pada Januari 2013 lalu, petugas pabean berhasil meringkus mahasiswa pembawa 50,24 gram sabu-sabu dari Kota Tawau, Malaysia. Sebelumnya, petugas juga menangkap perempuan asal Jakarta yang membawa 1,4 kilogram heroin. Bambang melaporkan setiap bulan rata-rata berhasil melakukan 3-7 kali penangkapan.
Menanggapi keluhan anak buahnya, Agung berjanji akan menambah pegawai dan memperbarui infrastruktur di perbatasan. "Semua keluhan di daerah perbatasan hampir sama," katanya.
AKBAR TRI KURNIAWAN
Berita Terpopuler
Inikah Foto Daryono, Sopir 'Misterius' Akil?
Bisnis Istri Akil dari Perkebunan hingga Batu Bara
Pengacara: Wawan Suami Airin Kaya Sejak Kecil
KPK Panggil Ratu Atut di 'Jumat Keramat'
Narkoba di Meja Akil Dibungkus Plastik Obat MK-RI