TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia menurun selama lima hari berturut-turut menyusul kenaikan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat. Selain itu, menghangatnya hubungan antara Iran dan negara Barat menjadi penyebab penurunan harga emas hitam tersebut.
Kantor berita AFP mengabarkan, harga minyak mentah light sweet (West Texas Intermediate/WTI) untuk pengiriman November merosot 47 sen menjadi US$ 102,6 per barel dalam perdagangan di New York Merchantile Exchange, Rabu, 25 September 2013 waktu setempat. Untuk patokan Eropa, harga minyak mentah Brent pengiriman November turun 32 sen menjadi US$ 108,3 per barel di London.
Badan Informasi Energi Amerika Serikat mengatakan cadangan minyak mentah Amerika Serikat melonjak 2,6 juta barel dalam pekan lalu. Sejumlah analis justru memperkirakan bakal terjadi penurunan 900 ribu barel. "Ketersediaan pasokan ini mengecewakan perkiraan analis," kata analis dari perusahaan perdagangan GFT, Fawad Razaqzada.
Analis dari Again Capital John Kilduff pun mengaku terkejut pada penurunan utilisasi kilang pekan lalu. Menurut dia, kilang hanya beroperasi 90,3 persen dari kapasitas, turun dari 92,5 persen dibandingkan dengan pekan sebelumnya. “Kemungkinan karena pemeliharaan kilang lebih besar dari perkiraan," ujarnya.
Penurunan harga minyak belakangan juga menjadi tanda-tanda baru dari kemungkinan menghangatnya hubungan antara Iran dan negara Barat. Ini tentunya menjadi pelonggaran sanksi dan memungkinkan Iran untuk mengekspor lebih banyak minyak dengan bebas.
AYU PRIMA SANDI
Terhangat: