TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Susiwijono Moegiarso, mengatakan bahwa penerimaan bea masuk sampai dengan semester I 2013 masih sebesar Rp 17, 3 triliun. Jumlah ini hanya mencapai 56,36 persen dari target yang ditetapkan.
"P
enerimaan bea masuk di semester II akan sulit mencapai target," kata Susiwijono melalui keterangan tertulis, Senin, 12 Agustus 2013 malam.
Untuk itu, kata Susiwijono, perlu adanya optimalisasi penerimaan bea masuk kendati beberapa ekonom memprediksi volume perdagangan dunia akan meningkat di semester II.
Susiwijono berharap impor dan penerimaan bea masuk dapat tumbuh pada semester II meskipun data Badan Pusat Statistik menyebut pertumbuhan pada kuarter kedua hanya sebesar 5,81 persen. Untuk itu, target penerimaan bea masuk di APBN-P 2013 dinaikkan cukup tinggi sebesar 14,10 persen atau nominalnya naik Rp 3,8 triliun yang harus dicapai pada paruh kedua 2013.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea Cukai menaikkan target penerimaan sebesar 1,62 persen atau Rp 2,44 triliun pada pos Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan APBN-P 2013. Pada APBN 2013, total penerimaan mencapai Rp 150 triliun sementara dalam APBN-P, target penerimaan menjadi Rp 153 triliun.
Dalam target penerimaan yang baru, terjadi perubahan komposisi dan alokasi. Penerimaan cukai yang tadinya mencapai 61 persen dari total penerimaan Dirjen Bea Cukai atau sebesar Rp 92 triliun, naik menjadi 63 persen atau menjadi Rp 104 triliun. Target penerimaan bea keluar dari APBN-P turun sebesar 44,4 persen, dari Rp 31,7 triliun menjadi Rp 17, 6 triliun.
Target penerimaan bea masuk APBN-P naik sebesar 14 persen atau Rp 3,8 triliun dari Rp 27 triliun menjadi Rp 30,8 triliun sementara target penerimaan cukai naik sebesar 13,8 persen atau Rp 12,7 triliun dari Rp 92 triliun menjadi Rp 104 triliun.
LINDA HAIRANI | ANANDA TERESIA