TEMPO.CO, Surabaya- Kantor Karantina Surabaya belum menemukan daging sapi impor masuk ke Jawa Timur. Heli Afiantoro, Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Balai Karantina Surabaya, mengatakan belum ada laporan daging sapi impor ke balai karantina meski Gubernur Soekarwo memperbolehkan daging impor masuk ke Jawa Timur. "Tidak ada impor daging sapi yang dilaporkan ke karantina," kata Heli kepada Tempo, Selasa 30 Juli 2013.
Hali mengatakan daging impor wajib mendapatkan izin karantina sebelum dipasarkan. Gubernur Soekarwo sebelumnya mengeluarkan diskresi yang memperbolehkan daging impor masuk Jawa Timur. Diskresi ini bertujuan untuk mengimbangi harga daging sapi yang terus melonjak.
Namun Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur Budi Setyawan menyatakan kebijakan diskresi telah dibatalkan. Alasannya, harga daging pasaran berangsur turun seiring masuknya daging impor di Jabodetabek.
Melihat harga daging lokal beranjak stabil, Pemprov Jatim membatalkan niat mengimpor daging sapi. Ia mengklaim, harga daging kualitas super menukik turun menjadi Rp 82 ribu per kilogram. "Ada yang sudah Rp 79 ribu per kilogram. Di Wonokromo sudah turun, yang diuntungkan pedagang juga," ujar Budi.
Wawlaupun pengakuan Budi dibantah oleh koordinator pedagang daging Pasar Wonokromo, Sairi. Harga daging kualitas paling bagus, yaitu khas lulur dalam, masih bertengger Rp 90 ribu per kilogram. Namun untuk kualitas 2, masih pada kisaran Rp 82 ribu- 85 ribu per kilogram. Sairi menuding, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak melakukan pengamatan langsung di lapangan. "Bohong itu. Daging kualitas paling bagus masih Rp 90 ribu per kilogram," ujar pria bertubuh tambun itu.
Baca Juga:
Khusus daging berlemak, pedagang menjual seharga Rp 67 ribu per kilogram. Harga bobot sapi hidup, kata ia, masih mahal pada kisaran Rp 35 ribu per kilogram. Jika berharap harga daging super turun ke Rp 82 ribu per kilogram, maka harga sapi hidup harus menyentuh Rp 30 ribu per kilogram.
Kepala Divisi Regional Badan Urusan Logistik Jawa Timur, Rusdianto, mengklaim komoditas daging yang dijual melalui Bulog Mart, direspon positif masyarakat Surabaya. Ia hanya menjual daging berlemak seharga Rp 75 ribu per kilogram. Daging itu bukan impor, melainkan dipasok dari rumah potong hewan swasta, Surya Jaya seharga Rp 72 ribu per kilogram. Setiap hari Bulog Jatim mendapat kiriman 50 kilogram-100 kilogram daging lokal. "Daging Bulog 90 persen terjual. Untung Rp 3 ribu enggak masalah, yang penting halal."
DIANANTA PUTRA SUMEDI