TEMPO.CO, Jakarta - Pengiriman sapi siap potong tahap kedua ke Indonesia diperkirakan akan berangkat dari Australia pada 30 Juli 2013 dan tiba di Jakarta pada 4 Agustus 2013 atau 5 Agustus 2013. Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini mengatakan untuk tahap kedua ini sudah ada izin impor dari Kementerian Perdagangan untuk 5.000 ekor sapi siap potong.
"Shipment berikutnya pada 30 Juli akan berangkat ke tujuan Lampung dan Tanjung Priok. Semua ada (perizinan) 5.000 ekor untuk 3 perusahaan," kata Banun ketika ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin, 29 Juli 2013.
Impor tahap kedua ini dilakukan oleh PT Legok Makmur Lestari yang mendapat izin impor 3.000 ekor sapi siap potong, PT Agro Giri Perkasa yang mendapat izin impor 1.500 ekor, dan PT Rumpinary Agro Industry yang mendapat izin impor 500 ekor. Dari ketiga perusahaan ini, rencananya hanya PT Agro Giri Perkasa yang memasukkan sapi siap potong lewat Pelabuhan Panjang, Lampung. Namun, jumlah sapi yang dimasukkan nantinya tergantung jumlah sapi yang lolos seleksi dokter hewan karantina.
Sementara itu pengiriman perdana sapi siap potong diperkirakan akan tiba di tanah air pada Selasa, 30 Juli 2013. Banun mengatakan jumlah sapi siap potong yang masuk untuk tahap pertama ini sebanyak 1.478 ekor. Pemasukan pertama ini dilakukan oleh PT Bina Mentari Tunggal.
"Tadinya diperkirakan 1.600 ekor, tapi dari hasil seleksi dan pengawasan dokter hewan karantina, ada beberapa yang tidak memenuhi persyaratan sehingga yang diangkut dalam kapal 1.478 ekor," kata Banun.
Banun mengungkapkan rata-rata berat sapi siap potong yang dalam pengiriman ini berkisar 400 kilogram sampai 600 kilogram. Banun mengatakan sapi-sapi ini telah mengalami tindakan karantina sebelum dikirim.
Tindakan karantina yang sudah dilakukan atas sapi siap potong ini di antaranya memastikan sapi tersebut tidak divaksinasi, tidak disuntuk hormon dan tidak diberi antibiotik setidaknya dalam 2 bulan terakhir. "Kami sudah minta kepada otoritas Australia, sapi yang siap potong dalam waktu tertentu tidak diberi vaksin, antibiotik dan suntikan hormon," kata Banun.
Pihak Indonesia telah mengirimkan 6 dokter hewan karantina sejak 20 Juli 2013 untuk memverifikasi kesehatan sapi potong dan kandungan residu hormon dan bahan berbahaya lainnya. Pemerintah memastikan bahwa kandungan residu dalam sapi siap potong yang diimpor dari Australia masih dalam ambang batas aman yang diatur ketentuan internasional.
Banun menjelaskan karena sudah diinspeksi di negara asalnya dan memenuhi persyaratan teknis, maka sapi siap potong ini bisa langsung dibawa ke Rumah Potong Hewan (RPH). Banun mengatakan dokter hewan karantina akan mengawasi sapi siap potong hingga masuk RPH.
"Kami akan memastikan bahwa sapi siap potong ini langsung dipotong, tidak digemukkan lagi di Indonesia," kata Banun.
Hingga Jumat lalu, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri telah mengeluarkan izin impor untuk sekitar 25.500 sapi siap potong pada 15 importir. Rencananya, sampai akhir Agustus pemerintah akan mendatangkan 40 ribu ekor sapi siap potong melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Tambahan pasokan sapi siap potong dari impor ini untuk menekan harga daging sapi nasional ke tingkat Rp 75.000 per kilogram hingga Rp 80.000 per kilogram. Data Kementerian Perdagangan mencatat per Jumat, 26 Juli 2013 rata-rata harga daging sapi nasional masih berada di tingkat Rp 92.471 per kilogram.
BERNADETTE CHRISTINA
Topik Terpanas:
Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Hormon Daging Impor | Bursa Capres 2014
Berita Terpopuler:
7 Pengacara Bermasalah versi ICW
Suap MA, KPK Bidik Pelaku Selain Mario dan Djodi
Rachell Dougall, Teman Ratu Narkoba Kerobokan?
Pengacara Mario: KPK Jangan Umbar Wacana
ICW: Pengadilan Tipikor Siaga Satu