TEMPO.CO, Jakarta -Meski peraturan presiden belum terbit, Konsorsium Badan Usaha Milik Negara yang berencana membangun monorel dari Bekasi Timur ke Jakarta sudah melakukan pemancangan tiang (groundbreaking). “Sudah dimulai sejak akhir tahun lalu,” kata Kepala Manajemen Proyek Monorel PT Adhi Karya (Persero) TBk, Pundjung Setya Brata kepada Tempo, pekan lalu.
Menurut dia, monorel komuter itu akan mengandalkan konsep integrasi transportasi kereta dengan proyek properti (transit oriented development), sehingga tidak ada subsidi tarif dari pemerintah. Untuk itu lahan 15 hektare di pintu keluar tol Bekasi Timur akan dijadikan stasiun monorel yang dilengkapi dengan properti pendukung seperti apartemen, mal, dan lahan parkir.
Pada tahap awal, PT Adhi Persada Properti–-anak usaha dari PT Adhi Karya--akan membangun apartemen. Direktur II Pengembangan Bisnis dan Pemasaran M. Aprindy mengatakan sebanyak 20 persen dari unit apartemen sudah laku terjual. Padahal, harga apartemen yang ditawarkan itu di atas rata–rata.
Untuk tipe studio saja, harga yang ditawarkan sebesar Rp 300 juta per unit. “Kami menilai Rp 12 juta per meter adalah harga yang layak,” kata Aprindy. Setelah peraturan presiden diteken, stasiun monorel segera dibangun di kompleks ini.
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan kunci keberhasilan monorel Adhikarya tergantung pada kemampuan memperoleh non-farebox revenue (penghasilan di luar pendapatan tiket).
“Kalau pengembangan kawasan 15 hektare di Bekasi timur itu berhasil maka perlu dipastikan bahwa pendapatan pengembangan properti menyumbang sekurangnya 70 persen pendapatan proyek,” katanya. Tarif, kata Danang, bisa ditekan sebesar Rp 600 – 1.000 per kilometer.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI
Topik Terhangat
Karya Penemu Muda | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Bencana Aceh
Berita Lain:
Eggi Sudjana Lolos Calon Gubernur Jawa Timur
Tiru Jokowi, Calon Gubernur PDIP Blusukan ke Pasar
Inilah 21 Negara Tempat Snowden Meminta Suaka