TEMPO.CO, Jakarta - Mengacu pada data kurs Reuters, rupiah melemah tipis ke kisaran 9.935 per dolar AS dalam perdagangan siang ini. Dalam perdagangan akhir pekan lalu, rupiah ditutup Rp 9.925 per dolar AS.
Adapun mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp 9.934 per dolar AS. Akhir pekan lalu, rupiah berada di posisi Rp 9.929 per dolar AS.
Sebelumnya, Ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi mengatakan rupiah bisa kembali tertekan jika inflasi Juni di atas konsensus pasar. "Ada potensi tekanan kalau inflasi tinggi, tapi setelah itu normal lagi, beberapa hari saja," kata Eric kepada Tempo, Ahad, 30 Juni 2013.
Prediksi Eric, inflasi Juni mencapai 1,2 persen secara bulanan (month to month) atau 6,1 persen secara tahunan (year on year). Menurut Eric, puncak tekanan inflasi belum akan terjadi pada Juni. Inflasi bulanan kemungkinan mencapai puncaknya pada Juli yakni ke kisaran 2,4 persen dan membuat inflasi tahunan tembus 7 persen.
Pagi ini, Badan Pusat Statistik melansir inflasi bulanan Juni pada angka 1,03 persen, naik 1 persen dari Mei yang hanya sekitar 0,03 persen. Inflasi tahun kalender berada sekitar 3,35 persen dan inflasi secara tahunan (yoy) sebesar 5,90 persen.
MARTHA THERTINA
Berita Terkait
Kepastian BBM Lebih Penting dari BI Rate
Jelang Pilkada, Kepercayaan Konsumen Merosot
Antisipasi BI Rate, Rupiah Melemah Tajam
Rupiah Tembus Level 9.860 per Dolar
Rupiah Turun Ancam Pengusaha Komputer