TEMPO.CO, Jakarta-Menteri Perhubungan, Evert Erenst Mangindaan menyatakan kemungkinan parkir pesawat jet akan dialihkan dari Bandara Ngurah Rai, Bali, saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economy Cooperation (APEC) pada Oktober mendatang.
"Kalau tidak cukup, maka parkir akan dialihkan ke Makassar, Surabaya, dan Lombok," ujarnya seusai konferensi pers di Kementerian Perhubungan, Rabu, 26 Juni 2013.
Kementerian Perhubungan menyatakan Bandara Ngurah Rai, Bali, akan ditutup sebagian menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economy Cooperation (APEC) pada Oktober mendatang. "Dua hari sebelum dan sesudah KTT APEC, sebagian bandara ditutup untuk penerbangan komersial," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti Singayuda Gumay.
Ia menjelaskan, dua hari sebelum dan sesudah KTT APEC, Bandara Ngurah Rai ditutup mulai pukul 10.00 hingga 16.00 WITA. Pada saat itu, penerbangan komersial ditutup dan bandara akan melayani kedatangan maupun keberangktan pesawat pribadi. Oleh karena itu, Herry melanjutkan, ia meminta maskapai-maskapai untuk mengatur jadwal penerbangan agar tidak terjadi penundaan atau keterlambatan.
"Bukan berarti bandara tutup seratus persen," ucapnya. Bandara Ngurah Rai juga tetap beroperasi selama 24 jam.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk pun memastikan jalan tol di atas perairan yang menghubungkan Nusa Dua-Bandara I Gusti Ngurah Rai-Benoa dapat digunakan sebelum KTT APECdibuka. Saat meninjau penyelesaian jalan tol sepanjang 12,7 kilometer itu pada 10 Juni 2013, Direktur Pengembangan Bisnis Jasa Marga Abdul Hadi Hs mengatakan, proses konstruksi sudah selesai. "Tinggal menyelesaikan yang kecil-kecil seperti rambu lalu lintas. Pada saat KTT APEC nanti insya Allah sudah bisa digunakan," ujarnya.
Proses konstruksi jembatan tol tersebut hanya memakan waktu 14 bulan, lebih cepat dari target semula yang ditetapkan 18 bulan. Di kesempatan yang sama, Komisaris Jasa Marga Ibnu Purna Muchtar mengatakan jembatan tol yang menelan investasi sebesar Rp 2,4 triliun ini membanggakan karena 100 persen buatan Indonesia. "Yang membanggakan, pembangunan jembatan ini atas prakarsa kita sendiri, desain oleh insinyur kita sendiri, serta dana non-APBN dan bukan pinjaman luar negeri,' kata Ibnu.
MARIA YUNIAR