TEMPO.CO, Banyuwangi-Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi, Jawa Timur, meminta Pemerintah menyalurkan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) kepada seluruh nelayan. Sebab nelayan paling terdampak atas naiknya harga bahan bakar minyak.
Menurut Ketua HNSI Banyuwangi, Hasan Basri, nelayan sebenarnya keberatan dengan naiknya harga BBM. Namun aspirasi nelayan ternyata tak didengar oleh Pemerintah. "Kalau tetap dinaikkan, maka nelayan harus dapat BLSM," kata dia kepada Tempo, Kamis 20 Juni 2013.
Naiknya harga BBM akan mengakibatkan pendapatan nelayan turun karena ongkos melaut semakin mahal. Sekali melaut, kata Hasan, nelayan mengeluarkan uang paling sedikit Rp 4,5 juta untuk pembeliaan 1000 liter solar subsidi. Bila harga solar naik dengan harga Rp 6000 per liter, maka pengeluaran nelayan menjadi Rp 6 juta.
Ongkos beli solar itu tak sebanding karena dalam tiga tahun terakhir jumlah tangkapan ikan di Banyuwangi terus melorot. "Bila tahun 2009, nelayan bisa mendapatkan 25 ton ikan sekarang dapat dua kuintal saja susah," kata dia.
Jumlah nelayan di Banyuwangi sekitar 30 ribu orang. Mereka tersebar mulai perairan Wongsorejo, Pantai Boom, Blimbingsari, Muncar, Grajagan dan Pancer.
Selain resah dengan rencana naiknya harga BBM, nelayan kini juga semakin susah mendapat solar. Muhammad Shobah, nelayan yang mangkal di Pantai Boom ini, sudah lima hari tak dapat pulang ke Pulau Sapeken, Madura, karena belum mendapat solar.
Menurut Shobah, SPBU menolaknya membeli solar subsidi sebanyak 200 liter menggunakan jiriken . "Dikira saya akan menimbun," kata lelaki 40 tahun ini.
Putus asa tak mendapat solar subsidi, dia terpaksa membeli solar nonsubsidi seharga Rp 10.300 per liter. Padahal harga solar nonsubsidi ini dua kali lipat dibandingkan solar subsidi sebesar Rp 4.500 per liter.
IKA NINGTYAS
Terhangat:
Evaluasi Jokowi | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Berita Terkait:
Hanura: Harga BBM Boleh Naik, Asalkan...
Spanduk Tolak Kenaikan BBM PKS Dicopot
Muhaimin: Yang Tolak BBM Naik, Tak Mengerti Masalah
Demokrat: Menteri PKS Lebih Baik Mundur
Istana: Ini Bukan Saat Tepat Provokasi Politik