TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menggandeng perusahaan telekomunikasi dan Pemerintah Daerah meluncurkan sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbako) dan sistem informasi harga dan produksi komoditi (Sihati).
"Sistem informasi itu berisi hal-hal dari mulai ramalan cuaca, harga sehari-hari di pasar eceran, bisa juga harga dari hasil-hasil para petani di tingkat pedagang pengumpul," ucap Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution di Bank Indonesia, Rabu, 15 Mei 2013.
Dengan jalan ini, kata Darmin, petani tak perlu was-was lagi soal harga jelang panen. Petani bahkan bisa membandingkan harga di pengumpul satu dengan pengumpul lainnya untuk mendapat harga terbaik. Begitu juga saat petani ingin membeli pupuk. "Ini bisa meningkatkan bargaining position para petani kita, sehingga sedikit banyak bisa mengurangi tekanan pasar oligopolistik dan monopolistik," ucap Darmin.
Adapun dari segi layanan pembayaran, ke depan, para petani di daerah terpencil juga bisa memanfaatkan layanan transfer atau pengiriman uang elektronik melalui ponsel. "Mau beli kambing, petani bisa bayar pakai SMS," ucapnya. Dengan cara ini, petani tak perlu bertransaksi secara tunai. Jika membutuhkan uang tunai, petani bisa menemui agen-agen bank atau agen perusahaan telekomunikasi untuk menarik uangnya.
MARTHA THERTINA
Berita Terpopuler:
Dewi Kirana Sempat Bilang Kasihan Istri Fathanah
Digosipkan Selingkuh, Ingrid Kansil Tetap Kerja
Politikus Golkar Ini Sering Bolos di Paripurna
Pegawai Pajak Tertangkap Lagi, Ini Jawaban Dirjen
Dibilang Goda Lelaki, FB Rachel Maryam Diretas
Hilmi dan Suswono Janjikan Bantu Indoguna