TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menargetkan, setengah juta unit kendaraan bermotor di Jakarta dan sekitarnya, dipasangi radio frequency identification (RFID) tag pada Mei 2013. Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko mengatakan, target ini khusus untuk kendaraan dinas pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan BUMD. "Kira-kira jumlahnya lima ratus ribu unit kendaraan," kata Suhartoko di Jakarta, Jumat, 3 Mei 2013.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menyatakan pemasangan RFID tag ini akan dimulai dalam 1-2 minggu ke depan. Hanung menyatakan kendaraan dinas pemerintah menjadi sasaran awal karena sudah ada Peraturan Menteri ESDM No 12 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri ESDM No 1 Tahun 2013 yang menjadi dasar hukum pemasangan alat.
Dalam kedua beleid ini, kendaraan dinas pemerintah dilarang menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi. "Setelah alat terpasang baik di kendaraan maupun SPBU, maka bisa langsung dikunci agar kendaraan pemerintah tidak bisa lagi mengisi BBM subsidi," kata Suhartoko.
Pertamina juga akan memasang sistem monitoring pengendalian di SPBU. Dengan pemasangan ini, maka dapat dipantau jumlah BBM yang dikeluarkan dari nozzle SPBU Pertamina.
Sementara itu pemasangan RFID tag di seluruh mobil di seluruh Indonesia masih menunggu dasar hukum berupa surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri. Diperkirakan sekitar 100 juta unit kendaraan bermotor yang akan dipasangi cincin (ring) berbahan fiber yang direkatkan di setiap tangki kendaraan.
Para pemilik kendaraan tidak akan dikenakan pungutan biaya atas pemasangan ini. Investasi pemasangan SMP di SPBU dan RFID tag ditanggung PT INTI sebagai pemenang tender pengadaan SMP.
Pertamina menyewa sistem tersebut selama 5 tahun dari PT INTI. Kemudian Pertamina membayar ongkos jasa ke PT INTI sebesar Rp 18 per liter BBM subsidi yang dijual melalui SPBU Pertamina.
BERNADETTE CHRISTINA