TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan signifikan yang dialami dua hari berturut-turut membuat rupiah mengalami koreksi secara teknis.
Pada transaksi pasar uang hari ini, rupiah melemah 12 poin (0,12) persen ke level 9.702 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis PT Monex Investindo Futures, Johanes Ginting, mengatakan rupiah mengalami koreksi wajar setelah mengalami penguatan yang cukup signifikan selama dua hari berturut-turut. "Setelah menguat signifikan, rupiah mulai mencari zona nyamannya yang baru di kisaran 9.680 hingga 9.720."
Selama dua hari, rupiah telah menguat 62 poin (0,63 persen). Tertekannya dolar di pasar uang membuat investor cenderung melepaskan safe haven untuk masuk ke pasar yang lebih berisiko, termasuk rupiah. Apalagi di saat yang sama pemerintah mengeluarkan lelang SUN (global bond) untuk menarik dana asing.
Menurut Yohanes, rupiah tidak mungkin terus menguat tanpa diselingi koreksi. Begitu pula rupiah tidak mungkin terus melemah tanpa diselingi penguatan. "Namun, tahun ini kecenderungannya belum berpihak ke rupiah karena kinerja perdagangan yang defisit."
Spekulasi yang beredar bahwa tingginya inflasi akan mendorong Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga sekaligus mengerek rupiah, tidak terbukti. Bank sentral menilai tingginya inflasi lebih disebabkan oleh minimnya pasokan bahan pangan dan bisa diselesaikan dengan kebijakan yang efektif.
Sentimen global masih cenderung positif dipicu oleh pernyataan bank sentral Amerika (The Fed) yang akan terus mengeluarkan stimulus hingga akhir 2013 serta stimulus Jepang.
Hingga pukul 16.40 WIB, dolar Singapura ditransaksikan di 1,2370 per dolar AS, dolar Hong Kong 7,7628 per dolar AS, won 1.129,25 per dolar AS. Kemudian yuan 6,1962 per dolar AS, dan ringgit 3,0335 per dolar AS.
PDAT | M. AZHAR
Topik terpopuler:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas
Berita lainnya:
Buat Akun Twitter, SBY Belum Targetkan Followers
Spanduk Pro-Kopassus Bertebaran di Yogyakarta
Aktif di Twitter, Ini Pesan Anggota DPR untuk SBY
Pargono Terus Meneror, Asep Hendro Pasrah