TEMPO.CO, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk mendapat proyek jangka panjang di luar negeri. Perseroan akan menggarap proyek renovasi Masjidil Haram di Mekkah. Direktur Utama PT Waskita Karya M. Choliq mengatakan, meski nilai kontraknya terbilang kecil, namun proyek ini untuk jangka panjang.
"Kecil nilai kontraknya tapi ini kan berlanjut, proyek jangka panjang sekitar 5-10 tahun," katanya saat ditemui di sela rapat dengar pendapat dengan komisi V DPR, di gedung DPR, Jakarta, Rabu 10 April 2013.
Baca Juga:
Ia menyatakan, proyek ini berlangsung jangka panjang sebab renovasi tak bisa dilakukan secara langsung dan menyeluruh. Perseroan harus menunggu kapan penyelenggaraan musim haji dilakukan saat itu renovasi berjalan. "Kami bagian sub-kontraktornya. Masa haji selesai, kami berhenti, setelah itu baru mulai lagi," ujarnya.
Menurut dia, dengan adanya kontrak-kontrak baru, setidaknya perseroan berharap bisa meningkatkan bisnis hingga 30 persen. Pendapatan perseroan tahun lalu, sebesar Rp 8,8 triliun dan tahun ini ditargetkan Rp 11,2 triliun.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Natal Argawan Pardede mengatakan tahun ini perseroan mencoba memasuki pasar baru di luar negeri untuk proyek-proyek konstruksi. Beberapa penjajakan pasar baru di luar negeri misalnya di Myanmar, Amerika Latin, Irak, dan Malaysia, juga Afrika Utara.
"Kalau proyek yang sudah ada seperti proyek jalan di Timor Leste dan fly over di Brunei Darussalam," katanya.
Menurutnya, perseroan harus berhati-hati saat menggarap proyek di luar negeri, sebab resikonya tergolong tinggi. Resiko itu di antaranya terkait politik, ekonomi internasional, perubahan suku bunga, kurs, juga resiko operasi.
Karena itulah, perseroan memiliki satu kebijakan khusus saat menggarap proyek di luar negeri. "Kebijakan kami tidak mengerjakan paket penuh, hanya jasa proyek manajemen. Kami bawa orang dengan cara kerja dan orang sendiri, tapi alat dan material dari mereka," ujarnya.
Kebijakan ini, lanjutnya, dinilai mampu mencegah resiko. "Karena kalau ada apa-apa kami gampang check out dari sana, kalau punya equipment dan material susah bawanya. Kami belajar waktu dulu dari Libya proyek apartemen, masuk ke sana lalu ada gejolak," kata dia.
ROSALINA
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita Terpopuler:
Kronologi Penangkapan Penyidik Pajak Pargono
Keluarga Sopir Juke Maut Siap Adopsi Anak Korban
Suap Pegawai Pajak, KPK Tangkap Satu Orang Lagi
Waspada 5 Penyebab Tekanan Darah Rendah
Pembalap Asep Hendro Pekerjakan Pemuda Garut