TEMPO.CO, Jakarta - Berlanjutnya superioritas dolar atas mata uang dunia serta tekanan defisit perdagangan membuat apresiasi rupiah kembali tertahan.
Pada transaksi pasar uang hari ini, rupiah melemah 2 poin (0,02 persen) ke level 9.750 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah ikut terimbas pelemahan mata uang regional terhadap dolar yang ditandai terperosoknya euro ke level US$ 1,27.
Analis dari PT Monex Investindo Futures, Yohanes Ginting, mengatakan, sentimen global yang bervariasi serta masih adanya kecemasan terhadap defisit perdagangan membuat rupiah sulit keluar dari tekanan dolar. "Kecenderungan rupiah masih melemah di antara 9.740 hingga 9.760 per dolar," kata dia.
Kebijakan bank sentral Jepang yang akan mengeluarkan stimulus untuk melepaskan diri dari deflasi belum mampu mengerek rupiah. Pada saat yang sama, data tenaga kerja sektor industri dan jasa di Amerika hanya bertambah 158 ribu orang, atau lebih rendah dari ekspektasi 200 ribu. Hal ini memicu kekhawatiran bertambahnya pengangguran di Negeri Abang Sam.
Dari dalam negeri, masih lebarnya defisit perdagangan masih membebani mata uang. Selain mendorong tingginya permintaan dolar oleh importir, tingginya impor telah menyusutkan cadangan devisa. Padahal, cadangan devisa diperlukan Bank Indonesia untuk mengintervensi rupiah.
Menurut Yohanes, peluang penguatan rupiah baru terbuka apabila pemerintah mengevaluasi kebijakan impor yang didominasi barang konsumsi, terutama bahan bakar minyak (BBM). Permasalahannya tinggal apakah pemerintah berani melakukan penyesuaian harga BBM di dalam negeri.
Dengan kondisi kebijakan yang masih seperti ini, rupiah masih sulit untuk menguat. "Rupiah masih akan bertahan pada kisaran 9.700 selama beberapa waktu ke depan, kecuali ada katalis yang benar-benar kuat untuk mendorong rupiah," kata dia.
Hingga pukul 17.00 WIB, mata uang Asia cenderung melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura ditransaksikan di 1,2413 per dolar AS, dolar Hong Kong 7,7629 per dolar AS, dan won 1.123,71 per dolar AS. Kemudian yuan 6,2060 per dolar AS dan ringgit 3,0795 per dolar AS.
M. AZHAR | PDAT
Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman|| Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Baca juga:
Pembocor Sprindik Anas Sekretaris Ketua KPK
Wawancara Abraham Samad, Janji Lebih Galak
Anis Matta: Cita-cita PKS Sama dengan Walisongo