TEMPO.CO, Banyuwangi - Ketua Asosiasi Produsen Pangan Olahan Banyuwangi, Syamsudin, mengatakan naiknya harga bawang putih telah membuat para pelaku usaha kecil menengah di Banyuwangi, Jawa Timur terpaksa menurunkan produksi hingga 25 persen, supaya tetap bisa bertahan.
Usaha-usaha yang terkena imbas kenaikan harga bawang putih itu antara lain pengusaha abon, kerupuk, kacang, dan rengginang. "Omzet para pengusaha turun 50 persen," kata dia, Senin, 18 Maret 2013.
Syamsudin menjelaskan bawang putih adalah bumbu utama yang tak bisa digantikan oleh bumbu lain. Kenaikan harga bawang putih yang baru pertama kali terjadi ini sangat memukul pengusaha. "Kalau berlangsung pada bulan berikutnya, UKM banyak yang gulung tikar."
Eko Budi Darmawan, pengusaha abon sapi di Banyuwangi, mengatakan omzetnya turun 50 persen sejak harga bawang putih naik dalam sebulan terakhir. "Bayangkan dari harga Rp 17 ribu naik Rp 60 ribu lebih per kilogramnya," keluh Eko.
Setiap pekan, kata Eko, dia memproduksi 15 kilogram abon sapi dengan kebutuhan 10 kilogram bawang putih. Dia merngatakan tak bisa menaikkan harga karena khawatir konsumen akan lari.
Hari ini harga bawang putih sudah berangsur turun dari semula Rp 80 ribu menjadi Rp 60 ribu. Sumarsono, salah satu pedagang di Pasar Banyuwangi, mengatakan harga bawang putih turun karena stok mulai tersedia di distributor. "Stok yang sebelumnya kosong sekarang ada 10 kilogram per hari," kata dia.
IKA NINGTYAS