TEMPO.CO, Sumenep - Harga bawang putih yang mencapai Rp 70 ribu per kilogram memukul pelaku usaha kecil di Kabupaten Sumenep. Produsen kerupuk rengginang di Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan termasuk salah satu korbannya. Mayoritas dari mereka menghentikan produksi untuk sementara waktu.
"Sudah sepekan enggak bikin rengginang," kata Maltup, salah seorang perajin rengginang, Senin, 18 Maret 2013. Dengan berhenti berproduksi, kata Maltup, otomatis 15 pekerja yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga ikut menganggur.
Menurut Maltup, sebenarnya mereka bisa saja tetap berproduksi dengan catatan harga rengginang juga harus dinaikkan. Setiap kali berproduksi, Maltup menghabiskan sekitar 10 kilogram bawang putih. "Tapi menaikkan harga rengginang malah bikin masyarakat tidak mau beli," katanya.
Akibat tidak berproduksi, Maltup mengakui ia merugi hingga Rp 5 juta per pekan. "Saya tidak masalah, kasihan para pekerja," katanya.
Dia berharap pemerintah segera menemukan solusi guna menormalkan harga bawang. "Bawang impor enggak apa-apa banyak masuk, pokoknya harga stabil lagi," ucapnya.
Berdasarkan pantauan Tempo di Pasar Sore Prenduan, harga bawang putih kini berkisar Rp 70 ribu per kilogram. Tak hanya bawang putih, harga bawang merah pun ikut naik dari Rp 25 ribu menjadi 45 ribu per kilogram. "Enggak ada untungnya, Pak, pembeli paling banter beli dua ribu perak," kata Nyai Jauhari, seorang padagang.
Keluhan senada dari para pedagang kerupuk juga muncul di Jember, Jawa Timur.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler:
Dilarang Tanding Seumur Hidup karena Salut Nazi
La Nyalla Jadi Wakil Ketua Umum PSSI
Kenapa Jokowi Unggul di Bursa Pencalonan Wapres
Polisi Tangkap Dua Perusak Kantor Tempo
Bandung Tetap Jadi Tujuan Utama Turis Malaysia