TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan pembangunan perkeretaapian sebagai akses menuju Bandara Soekarno-Hatta sudah memasuki proses due dilligence. "Sudah due dilligence dan ada beberapa alternatif koridor," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Anggoro Budi Wiryawan, dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 8 Maret 2013.
Menurut dia, opsi kedua dipilih, yaitu melintasi Bandara Soekarno-Hatta melewati hutan bakau di sisi tol, serta masuk ke Banjir Kanal Barat. Kementerian Perhubungan sudah membicarakan jalur tersebut dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum serta Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). "Stasiun Dukuh Atas nanti akan menjadi hub," ujarnya.
Ia mengungkapkan kereta yang sudah ada, kereta bandara komuter, kereta bandara ekspres, serta monorel akan bertemu di stasiun itu. Anggoro mengatakan, Kementerian Perhubungan berencana memperpanjang jalur kereta bandara hingga Halim, Jakarta Timur.
Menurut dia, TNI Angkatan Udara (TNI AU) telah memberi lampu hijau untuk menggunakan wilayah di sisi utara tol Halim yang masih merupakan lahan militer. Kementerian Perhubungan menyatakan 17-18 persen penumpang menuju Bandara Soekarno-Hatta berasal dari Jawa Barat.
Ia menilai keberadaan kereta bandara nantinya mampu mengurangi beban jalan. "Kondisi tol sudah terlalu crowded," ujarnya. Kementerian Perhubungan menyatakan jalur sejauh 33 kilometer menuju Bandara Soekarno-Hatta bisa ditempuh selama satu jam dengan kereta. "Kami harapkan di triwulan ketiga 2014 akan ada financial close dan segera groundbreaking," kata Anggoro.
MARIA YUNIAR