TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pembatasan impor bawang putih memicu inflasi. Alasannya, pembatasan impor menyebabkan harga bawang putih melambung tinggi. Kenaikan harga bawang putih yang mencapai Rp 40 ribu per kilogram menyumbang 0,12 persen dari angka inflasi 0,75 persen pada Februari lalu. "Ini terlalu besar," katanya di kantornya di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Maret 2013.
Kebutuhan bawang putih bergantung pada impor karena produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 5 persen kebutuhan masyarakat. Inflasi yang tinggi, Hatta menilai, melemahkan daya beli masyarakat.
Agar kebijakan pembatasan impor hortikultura tidak memperburuk kondisi ekonomi makro, Hatta meminta Kementerian Perdagangan memeriksa ulang pasokan dan permintaan komoditas hortikultura.
Hatta menegaskan pembatasan impor yang bertujuan mencapai swasembada dan meningkatkan kesejahteraan petani tidak boleh memicu inflasi. Terutama jika komoditas itu belum banyak diproduksi petani dalam negeri. Menurut dia, impor hortikultura sebaiknya diketatkan untuk komoditas yang melimpah di dalam negeri, seperti bawang merah. "Kalau bawang merah mau diimpor baru kelewatan, wong bawang merah kita banyak," katanya.
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan berjanji meninjau kembali pembatasan impor bawang putih pada semester kedua mendatang. Alasannya, kemampuan produksi dan jumlah petani lokal bawang putih sangat terbatas. "Kami akan review semua," katanya.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE