TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasional PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Hasanudin, mengatakan potensi kerugian yang diakibatkan longsornya tol Cipularang km 100 arah Bandung-Jakarta, Selasa lalu, mencapai Rp 100-150 juta. "Kerugian tidak terlalu banyak karena lalu lintas yang masuk tidak sepenuhnya ditutup," katanya kepada Tempo, Kamis, 14 Februari 2013.
Meski demikian, dari segi pendapatan harian tol tersebut, longsor tersebut menyebabkan penurunan sekitar 10-15 persen. Menurut Hasanudin, dalam sehari pendapatan Jasa Marga dari tol Cipularang mencapai Rp 1,1 miliar.
Menurut dia, kerugian yang ditanggung Jasa Marga tidak terlalu banyak karena terbantu oleh sistem contra flow atau menjadikan jalan satu arah untuk dua arah yang diberlakukan pada jalan raya yang longsor tersebut.
Sistem contra flow di Tol Cipularang diberlakukan pada jam Rabu, 13 Februari 2013 dari jam 01.45 hingga pukul 10.00. "Karena sistem contra flow ini, sebagian mobil jadi bisa tetap melintas. Lalu lintas saat itu pun tidak terlalu banyak, masih sepi," katanya.
Hasanudin mengatakan tidak sempat terjadi penumpukan kendaraan karena longsor yang terjadi itu. Menurut dia, tidak semua kendaraan, yang melintas saat longsor terjadi menuju Jakarta. "Sebagian, kan, ada yang keluar ke Sadang," katanya.
Semula Bukit Cipularang, kata Hasanudin, merupakan bukit yang stabil karena sudah delapan tahun tidak mengalami longsor. Namun, pemeriksaan terakhir Jasa Marga menunjukkan kondisi Bukit Cipularang tak lagi stabil.
"Lahan yang dulunya dipenuhi hutan bambu dan tanaman keras telah beralih fungsi menjadi tanaman singkong. Tanah pun tidak lagi keras," katanya. Menurut Hasanudin, saat tanah tak lagi keras, ketika terjadi run off atau aliran air yang deras tanah menjadi jenuh air dan ambrol. Ia menilai beralihnya fungsi lahan berada di luar tanggung jawab Jasa Marga.
Untuk langkah antisipasi, Jasa Marga telah membuat saluran agar saat terjadi hujan aliran air bisa disalurkan mengikuti jalur drainase. "Jadi nanti kalau ada run off disalurkan ke bawah mengikuti jalur drainase," katanya.
Selain itu, Jasa Marga juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah Purwakarta untuk mengajak warga agar tidak sembarangan menanami lahan di sekitar jalan tol, apalagi di lahan yang struktur tanahnya tidak stabil.
Longsor di tol Cipularang km 100 terjadi pada Selasa, 12 Februari 2013 lalu sekitar jam 18.00. Longsor ini membuat kendaaraan tidak bisa melintas dari Bandung ke Jakarta. Arah sebaliknya juga hanya bisa dilalui satu jalur.
ANANDA TERESIA
Baca juga:
Demokrat Daerah Mulai Tinggalkan Anas
Ini Dialog Terakhir Annisa Azwar dan Sopir Angkot
SBY Komentari Pembocor 'Sprindik' Anas
Cabut Paraf, Pandu Terancam Sidang Etik
Kata Farhat Abbas Soal Anas Urbaningrum