TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Nigeria bersepakat meningkatkan nilai perdagangan kedua negara menjadi US$ 5 miliar dalam tiga tahun ke depan.
Kesepakatan ini dicapai pada saat pertemuan bilateral Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri dengan Menteri Perdagangan dan Investasi Nigeria Olusegun Olutoyin Agangan, di Abuja, Nigeria, Sabtu, 2 Februari 2013 waktu setempat. Pertemuan bilateral tersebut juga dihadiri beberapa pihak swasta dari kedua negara serta merupakan yang pertama dan terbesar di Nigeria.
Kesepakatan lainnya yang dicapai dalam pertemuan bilateral tersebut adalah pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) dan task force untuk membuat road map pengembangan perdagangan dan investasi antara kedua negara. "PTA dengan Nigeria adalah langkah yang tepat untuk dapat mengembangkan pasar produk industri Indonesia ke pasar-pasar non-tradisional yang selama ini sulit ditembus," kata Gita dalam siaran persnya, Senin, 4 Februari 2013.
Selain meningkatkan nilai perdagangan, Mendag Gita Wirjawan menekankan pentingnya rebalancing perdagangan yang menguntungkan kedua negara. Pernyataan tersebut disambut baik oleh Menteri Perdagangan dan Investasi Nigeria Olusegun Agangan. Menurutnya, perlu dilakukan pembuatan rencana aksi untuk mencapai hal tersebut.
Total nilai perdagangan Indonesia-Nigeria pada tahun 2011 mencapai US$ 2,1 miliar. Sementara itu, pada periode Januari-Oktober 2012, perdagangan keduanya mencapai US$ 2,7 miliar. Indonesia selalu mengalami defisit rata-rata sekitar US$ 1,5 miliar setiap tahunnya karena impor minyak dari Nigeria.
Di bidang investasi, tercatat sekitar 11 perusahaan Indonesia telah menanamkan modalnya di Nigeria, khususnya di bidang makanan, polypropylene, obat-obatan, detergen, dan sabun, lampu pijar, dan produk kimia lainnya. "Potensi pasar Nigeria cukup besar karena jumlah penduduknya besar dan daya beli masyarakatnya juga terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonominya," kata Chatib. "Kebijakan perdagangan saat ini sangat menentukan arah investasi Indonesia di Nigeria ke depan."
Pertemuan bilateral ini dilanjutkan dengan forum bisnis yang dihadiri lebih dari 300 pengusaha Nigeria yang sangat berminat mengembangkan perdagangan dengan Indonesia. Hasil konkret yang dicapai dalam forum bisnis tersebut antara lain penandatanganan kontrak kerja sama pemeliharaan pesawat oleh PT Garuda Maintenance Facility (GMF) dengan sekitar empat perusahaan penerbangan Nigeria, dengan nilai sebesar US$ 60 juta untuk masa 3-5 tahun ke depan.
Selain itu, dalam forum bisnis ini juga ditandatangani Nota Kesepahaman antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang diwakili Mintardjo Halim sebagai Ketua Komite Afrika dengan Kadin Nigeria. Kedua pihak sepakat untuk melakukan pertukaran informasi, serta saling memberikan bantuan dan fasilitas pada saat kunjungan pengusaha kedua negara.
PINGIT ARIA
Terpopuler:
Detik-detik Terakhir Praja IPDN Masih Ditertawakan
Yusuf Supendi: Konspirasi Suap Daging, PKS Mabuk
Anis Matta: PKS Ibarat Logo Nike
Spanduk Sapi, Anis Matta: Kami Bukan Makhluk Suci
Habibie: Pindah = Soeharto Keluar dari Cendana