TEMPO.CO, Surakarta - PLN Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi yang saat ini tercatat di angka 78 persen. Manajer Bidang Niaga-Distribusi PLN Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta, Roberto Manurung, mengatakan, masih ada 22 persen kepala keluarga yang belum teraliri listrik. Untuk itu ditargetkan ada penambahan 500 ribu pelanggan baru.
“Misalnya di pedalaman dan daerah terpencil,” katanya saat diskusi “Metamorfosa PLN” di Surakarta, Kamis, 17 Januari 2013, tanpa memerinci kapan target 500 ribu pelanggan baru itu bisa dicapai.
Dia mengatakan, PLN Jawa Tengah saat ini memiliki 8,5 juta pelanggan. Sebanyak 94 persen, di antaranya, adalah pelanggan rumah tangga yang mengkonsumsi 47 persen energi. Kemudian kurang dari 1 persen adalah pelanggan industri dengan konsumsi listrik sebesar 33 persen. Saat ini beban puncak listrik di angka 3.000 megawatt. “Sebanyak satu juta pelanggan adalah pemakai listrik pintar atau prabayar,” ujarnya.
Dia menyatakan pertumbuhan konsumsi listrik tidak linier dengan pertumbuhan pelanggan. Biasanya pertumbuhan konsumsi listrik lebih tinggi daripada pertumbuhan pelanggan karena kebutuhan listrik pelanggan terus bertambah. “Misalnya pelanggan rumah tangga membeli barang elektronik baru,” katanya.
Untuk itu dia meminta pelanggan untuk memakai listrik secara efisien. Dia menghitung, unttuk pelanggan rumah tangga, penggunaan listrik terbesar untuk alat menanak nasi. Lalu, untuk perkantoran, pemakaian listrik terbesar untuk pendingin udara dan lampu.
Juru bicara PLN Area Surakarta, Soeharmanto, mengatakan, target penambahan pelanggan baru pada 2013 sekitar 20 ribu sambungan. “Tapi kami yakin bisa mencapai angka 50 ribu,” katanya. Sepanjang 2012, pihaknya berhasil menambah 50 ribu pelanggan baru dari target 20 ribu pelanggan.
Dia optimistis target terlampaui karena di Surakarta terus tumbuh perumahan baru dan sentra bisnis, seperti rumah toko. Saat ini jumlah pelanggan listrik di Surakarta 1,2 juta pelanggan, dengan 900 ribu pelanggan di antaranya pelanggan rumah tangga dengan daya 450-900 VA.
Menurut dia, penambahan pelanggan masih bisa dilayani oleh PLN karena ada sistem jaringan. Namun ada sedikit permasalahan di gardu induk yang sudah kelebihan beban. ”Gardu induk Palur kelebihan beban, padahal kapasitasnya 90 megawatt,” ujarnya.
Sebagai solusi, pihaknya segera mengoperasikan gardu induk di Gondang Rejo dan Masaran untuk mengurangi beban gardu induk Palur. “Kebutuhan listrik di Palur memang besar karena 50 persen pelanggan industri berlokasi di Palur,” katanya. PLN Surakarta memiliki sembilan gardu induk dengan kapasitas rata-rata 60 megawatt. Sedangkan beban puncak pada malam hari tercatat 460 megawatt.
UKKY PRIMARTANTYO