TEMPO.CO, Jakarta - Penyaluran pembiayaan rumah yang dilakukan perbankan selama ini masih berfokus pada nasabah kelas menengah ke atas yang berpendapatan tetap. Padahal, pangsa pasar KPR untuk nasabah berpenghasilan rendah juga memiliki potensi penyaluran KPR yang besar dan belum terpenuhi.
Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), Raharjo Adisusanto, dalam sebuah diskusi di Ballroom Hotel Le Meridien, Kamis, 20 Desember 2012, mengatakan, perusahaannya saat ini menyiapkan program refinancing kredit pemilikan rumah (KPR) melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
Program itu diperkenalkan kepada perbankan agar mau meningkatkan partisipasinya dalam program KPR FLPP Kementerian Perumahan Rakyat. "Acara ini diharapkan mampu menarik minat pelaku pasar untuk terlibat dalam penyaluran pembiayaan KPR yang lebih besar," kata Raharjo.
Program refinancing KPR FLPP merupakan solusi bagi bank untuk mengatasi mismatch jangka waktu sumber pendanaan. "Juga mendukung penerapan suku bunga tetap sampai jatuh tempo," ujar dia. Biasanya, untuk mendanai KPR FLPP, bank menghadapi permasalahan mismatch karena sumber dana berasal dari pihak ketiga, yakni dana jangka pendek.
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) sendiri telah menyalurkan pembiayaan baru syariah periode Januari-Desember 2012 sebesar Rp 750 miliar. Sedangkan outstanding pembiayaan syariah SMF mencapai Rp 2,5 triliun. Raharjo mengatakan, penyaluran pembiayaan konvensional dan syariah SMF hingga 14 Desember 2012 mencapai Rp 2,51 triliun. Realisasi tersebut melampaui target 2012 sebesar Rp 2 triliun.
AYU PRIMA SANDI