TEMPO.CO, Banda Aceh - Sepanjang 2012, ekspor kopi Aceh terus merosot akibat rendahnya permintaan pasar dunia. Penurunan ekspor dari triwulan I hingga triwulan III 2012 mencapai 72 persen.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, pada periode Januari–Maret, kopi Aceh yang diekspor sebanyak 7.039 ton dengan nilai sekitar US$ 49 ribu atau sekitar Rp 450 juta. Pada periode April–Juni 2012, ekspor menurun menjadi 3.281 ton. Terakhir, pada periode Juli-September 2012, ekspor sudah anjlok menjadi 1.957 ton. Ini berlawanan dengan tren positif sebelumnya.
Kepala Seksi Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Aceh, Netty Muharni, mengatakan anjloknya ekspor kopi Aceh ini juga didorong oleh melimpahnya produksi kopi dari Brazil. Akibatnya, pasar kopi di dunia banjir kopi.
"Kopi Aceh dan Sumatera memang lebih mahal ketimbang kopi Brazil. Akibatnya, permintaan pasar terhadap kopi kita lesu selama triwulan ini," kata Netty di Banda Aceh kemarin.
Kopi Aceh umumnya berasal dari dataran tinggi Gayo dengan jenis Arabika. "Kalau produksi di kebun, normal saja. Hanya permintaan di pasar internasional yang menurun," ujar Netty. Pasar ekspor kopi Aceh selama ini adalah Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa.
ADI WARSIDI
Berita Terpopuler:
10 Alasan 21 Desember 2012 Bukan Kiamat
Soal Habibie, Anwar Ibrahim Angkat Bicara
VIDEO Pidato Habibie di Malaysia
Mendagri Akan Beri Sanksi Alex Noerdin
Lecehkan Habibie, Malaysia Dapat Surat Kecaman