TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (ASPIDI) menuding kelangkaan pasokan daging belakangan ini dipicu oleh kebijakan pemerintah memangkas kuota impor daging. Akibatnya, terjadi kelangkaan pasokan daging di dalam negeri yang kemudian membuat harga melambung.
"Kenaikan harga ini terus terjadi sejak bulan puasa. Ini terjadi karena pemerintah terlalu yakin stok masih ada," kata Ketua ASPIDI Thomas Sembiring ketika dihubungi Jumat, 16 November 2012.
Menurut Thomas, aksi mogok berjualan yang digalang pedagang daging sapi di pasar Jakarta sejak kemarin merupakan dampak dari kenaikan harga karkas sapi. Seorang pedagang daging, kata dia, kini harus membayar Rp 33 ribu per kilogram sapi potong. Padahal sebelumnya, harga karkas sapi hanya Rp 25-26 ribu per kilogram.
Selain itu, pedagang mogok karena para penjual sapi potong minta dibayar kontan dan tunai. "Padahal dulu masih bisa kredit," kata Thomas. Akibat regulasi itu, kini pedagang sapi mogok.
Menurut Thomas, saat ini tidak ada lagi pasokan daging untuk konsumsi hotel, restoran, dan katering. Hampir 85 persen daging yang diimpor diperuntukkan bagi konsumsi di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Kuota impor daging sapi tahun ini hanya sebesar 34 ribu ton. Padahal, tahun lalu, kuotanya sampai 100 ribu ton. Kuota itu terbagi untuk dua kali pemasukan, yakni semester I sebesar 22.200 ton dan semester kedua 13.800 ton. Karena harga mulai naik dan mulai terjadi kekurangan pasokan, pemerintah memajukan sisa kuota dari semester II sebesar 5.600 ton, sehingga sisa kuota semester II tinggal 8.200 ton hingga akhir tahun.
ROSALINA
Berita Terpopuler:
Gaya Keras Ahok Jadi Shock Therapy Pemda DKI
Deddy Mizwar Pasrah kepada Eep Saefulloh Fatah
Mengapa Pengusaha Tak Mau Outsourcing Dihapus?
Manipulasi Rp 16,1 Triliun di BP Migas
Tolak UMP Rp 2,2 juta, Pengusaha Siap Gugat Jokowi