TEMPO.CO, Jakarta -- Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memproyeksikan ekspor Indonesia akan mencapai Rp 190 triliun sampai akhir tahun. "Saya rasa tetap, kita antisipasi penurunan 5-7 persen, mungkin kira-kira Rp 190 triliun," kata Gita dalam acara penganugerahan Penghargaan Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Gedung BKPM, Senin, 12 November 2012.
Namun, Gita enggan memprediksi berapa target ekspor yang akan dicapai Indonesia pada 2013. Menurut dia, proyeksi ekspor akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi global. Kondisi di Cina dan Eropa akan turut berpengaruh terhadap ekspor Indonesia. "Tiongkok kemarin sudah mengalami peningkatan ekspor 11 persen di bulan Oktober. Mudah-mudahan ini bisa menjadi titik rekonsolidasi perekonomian atau pemulihan ekonomi dunia," katanya.
Jika kondisi ini diikuti dengan pemulihan ekonomi di kawasan Eropa, Gita yakin kondisi ekonomi global akan berangsur pulih dan ekspor Indonesia pun bisa meningkat. "Tapi, untuk sementara, saya rasa, kalau kita bisa mencapai level ekspor yang sama di tahun depan seperti apa yang kita alami tahun ini sudah bagus," katanya.
Selain itu, penurunan bea keluar kelapa sawit dari 13 persen menjadi 9 persen ada kemungkinan bisa mendongkrak ekspor Indonesia. Tapi, ia mengingatkan hal ini pun akan tergantung dari sikap yang diambil pengekspor CPO lain seperti Malaysia.
Tahun depan, Indonesia akan terus membina kerja sama internasional untuk menggarap pasar non-tradisional. Selain itu, Kementerian Perdagangan akan meningkatkan pembenahan pasar tradisional dan menggenjot industrialisasi serta hilirisasi. Program swasembada juga akan menjadi prioritas kementerian perdagangan. "Ini bukan berarti anti impor," katanya.
ANANDA W. TERESIA