TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sarman Simanjorang memprediksi pertumbuhan industri Indonesia pada 2013 akan mendekati 7 persen. "Kurang lebih akan mencapai 7 persen," katanya ketika dihubungi, Senin, 12 November 2012.
Namun, Sarman menegaskan, angka 7 persen bisa tercapai jika masalah perburuhan yang kini tengah mengganggu industri Indonesia bisa terselesaikan. Kalau tidak, ia khawatir pertumbuhan 7 persen hanya sekadar harapan. "Kondisi perburuhan harus benar-benar stabil karena sangat berpengaruh terhadap sektor-sektor industri," katanya.
Menurut dia, bukan tidak mungkin aksi buruh atau penyisiran yang pernah terjadi justru akan membuat investor takut menanamkan modalnya di Indonesia dan mengalihkan ke beberapa negara Asia Tenggara lain di mana kondisi buruhnya lebih stabil. "Mereka bisa beralih ke Vietnam atau Kamboja yang masalah buruhnya lebih stabil," katanya.
Pada 2013, Sarman memproyeksi industri non-minyak dan gas akan mencatatkan pertumbuhan yang paling tidak sama dengan tahun ini, yaitu 6,5 persen. "Harapan kami naik, paling tidak sama," katanya. Namun, ia menegaskan, hal ini bisa tercapai jika masalah buruh teratasi dan kebijakan pemerintah mendukung pertumbuhan industri, termasuk soal ekspor dan investasi.
Industri nonmigas akan tetap menjadi primadona karena industri ini berkaitan langsung dengan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas. Selain itu, populasi Indonesia yang besar turut berkontribusi mendongkrak pertumbuhan industri nonmigas. Sarman menilai, populasi Indonesia, yang merupakan 50 persen dari penduduk ASEAN, merupakan pasar yang potensial dan mendukung pertumbuhan industri nonmigas.
Kementerian Perindustrian mengatakan, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada periode Januari-September 2012 secara kumulatif mencapai 6,5 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh industri pupuk, kimia, dan barang dari karet sebesar 8,91 persen.
Industri semen dan barang galian naik 8,7 persen. Industri minuman dan tembakau naik sebesar 8,22 persen, sementara industri alat angkut mesin dan peralatan naik sekitar 7 persen.
ANANDA W. TERESIA