TEMPO.CO, Kuwait City - Sebanyak 32 perusahaan yang bergerak dalam sektor industri dan jasa di Kuwait membutuhkan 1.887 tenaga kerja asal Indonesia. Menurut Atase Tenaga Kerja Indonesia untuk Kuwait, Hariyadi Agah, perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan tenaga kerja terampil dengan kualifikasi tertentu.
"Ini menunjukkan masih ada peluang yang harus segera ditangkap," kata dia, di kantor Kedutaan Besar Indonesia untuk Kuwait, di distrik Kaifan, Senin, 15 Oktober 2012.
Kebutuhan tenaga kerja terampil Indonesia tersebut terungkap dalam forum Indonesia Table Top Meeting 2012, Juli 2012. Perusahaan yang bakal menjadi pengguna tenaga kerja tersebut di antaranya produsen kendaraan M.H. Alshaya dan Kuwait Automotive Company, Radisson Blu Hotel, restoran McDonalds, Al Ghanim Industries, Kout Food Group, dan Mustafa Karam & Sons Company.
Karyawan yang dibutuhkan antara lain 409 teknisi manufaktur, 150 ahli las, 163 mekanik dan, 365 perawat kesehatan.
Hariyadi mengatakan, setelah moratorium pengiriman tenaga kerja diberlakukan pemerintah Indonesia, jumlah tenaga kerja terampil di Kuwait berkurang. Saat ini pekerja profesional asal Indonesia mencapai 1.982 orang, turun jika dibandingkan di 2009 yang mencapai 3.000 orang.
Karena itu, kata dia, banyak perusahaan besar di negeri kaya minyak itu yang merasa kehilangan lantaran tenaga kerja profesional Indonesia memiliki beragam kelebihan, misalnya karena kesamaan agama. "Penyediaan tenaga kerja profesional sangat dimungkinkan karena mereka tak terkena aturan moratorium, yang khusus diberlakukan untuk tenaga kerja informal," katanya.
Namun, perwakilan pemerintah Indonesia juga dipusingkan dengan keberadaan sekitar 3.000 tenaga kerja ilegal dan 149 buruh bermasalah. Hariyadi mengatakan kebanyakan dari mereka bekerja di sektor informal dan mendapat perlakuan buruk dari majikan, misalnya gaji tak dibayar.
"Terkecuali yang ilegal, mereka kini ditampung di rumah transit kedutaan Indonesia sebelum dipulangkan," katanya.
FERY FIRMANSYAH
Berita ekonomi lainnya:
Rupiah Sulit Beranjak Dari 9.600
BPK Audit LSerentak Freeport, Antam, dan Newmont
Asia Sepakati Kerja Sama Energi dan Pangan
Land Grabbing Dinilai Rugikan Petani
Indonesia Pertimbangkan Tambah Kuota Impor Sapi
World Export Development Forum Digelar 15 Oktober