TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengajak pelaku usaha memandang positif penurunan kredit ekspor pada kuartal ketiga tahun ini di beberapa bank besar. Penurunan tersebut seharusnya menjadi pendorong bagi pelaku usaha Indonesia untuk lebih kreatif.
"Mari kita lihat penurunan kredit ekspor ini dari segi positifnya," kata Deputi I Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Bobby H Rufinus, saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Senin, 8 Oktober 2012.
Bobby mengatakan kreativitas pelaku industri itu diperlukan untuk menciptakan peluang usaha baru seperti mengembangkan pasar ekspor baru, inovasi produk, dan menambah nilai ekonomi dari produk ekspor dalam negeri.
"Depresi ekonomi dunia saya lihat sebagai suatu kondisi yang memberikan hikmah positif. Sebab, hal itu membuat pelaku usaha terpaksa meningkatkan daya saing produk mereka di antara produk-produk negara lain," katanya.
Penurunan ekspor juga dinilai pemerintah sebagai kesempatan bagi pelaku usaha untuk lebih jeli melihat kondisi pasar, menciptakan peluang usaha dalam negeri, dan membuatnya bernilai ekonomi tinggi.
Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri Tbk, Pahala N Mansuri, menyatakan ada pelambatan pertumbuhan kredit ekspor pada perusahaannya. Hal tersebut disebabkan adanya perlambatan ekonomi dunia yang dampaknya membuat ekspor Indonesia ikut melambat.
Tanda-tanda melambatnya pertumbuhan kredit pembiayaan ekspor itu terlihat pada kuartal ketiga, saat kredit ekspor hanya mencapai 23 persen. Angka itu di bawah pencapaian kuartal sebelumnya yang sebesar 26,6 persen.
Menurut Bobby, pemerintah sudah memprediksi tersebut jauh hari sebelumnya. Oleh sebab itu, lanjutnya, pemerintah sudah mengambil berbagai kebijakan agar depresi ekonomi dunia tidak menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Beberapa contoh kebijakan yang dilakukan antara lain penghematan konsumsi bahan bakar minyak dalam negeri, kebijakan pintu masuk impor hortikultura, serta mewajibkan pelaku usaha mineral dan batu bara untuk menambah nilai produknya sebelum diekspor. "Itu semua kebijakan pemerintah untuk menghalau perlambatan ekonomi global," kata Bobby.
Ia mengakui bahwa efektivitas kebijakan itu belum dapat dirasakan dalam waktu singkat. "Memang butuh waktu, tetapi kami pasti akan melakukan berbagai usaha untuk mencegah perlambatan ekonomi nasional," kata Bobby.
RAFIKA AULIA