TEMPO.CO, Hong Kong - Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan Asia pada 2012 dan 2013 seiring penurunan permintaan global yang masih berlanjut. Kepala Ekonom ADB Changyong Rhee mengatakan negara-negara di Asia harus mulai beradaptasi dengan level pertumbuhan moderat.
“Negara-negara Asia harus mulai mengurangi ketergantungan pertumbuhan ekonomi pada angka ekspor, menyeimbangkan sumber-sumber pertumbuhan dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi,” ujar Rhee dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Dalam jangka menengah, menurut ADB, pelemahan permintaan ekspor akan terus berlanjut. Pertumbuhan Cina dan India juga diperkirakan berada di level moderat. Sehingga Asia harus melakukan diversifikasi penopang pertumbuhan. Pengembangan sektor jasa diperkirakan memiliki peranan penting di masa mendatang.
Menurut dia, kondisi tersebut sangat perlu diperhatikan negara-negara di kawasan untuk membuat kebijakan mengurangi angka kemiskinan.
ADB merilis angka proyeksi pertumbuhan ekonomi 18 negara di kawasan. ADB memangkas proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto Asia pada 2012 dari 6,9 persen menjadi 6,1 persen. Tahun depan, pertumbuhan ekonomi kawasan yang sebelumnya diproyeksikan bisa mencapai 7,3 persen dipangkas menjadi 6,7 persen. Angka itu menurun signifikan dari realisasi 2011 yang mencatat pertumbuhan 7,2 persen.
Laporan yang berjudul Asian Development Outlook 2012 Update tersebut mencatat krisis utang di Eropa dan jurang fiskal di Amerika Serikat berpotensi mengakibatkan musibah di seluruh dunia. Kawasan Asia juga akan terkena dampaknya.
Meski demikian ADB memproyeksikan penurunan angka inflasi dari 5,9 persen di 2011 menjadi 4,2 persen di 2012 dan 2013. Penurunan didorong karena tidak ada kenaikan harga pangan internasional yang signifikan.
Lembaga yang berbasis di Manila itu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Cina. Pertumbuhan domestik bruto Negeri Panda diperkirakan menurun dari 9,3 persen di 2011 menjadi 7,7 persen di 2012 dan 8,1 persen di 2013. Sebelumnya, ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Cina bisa menyentuh level 8,5 persen di 2012 dan 8,7 persen di 2013.
Senada dengan laporan ADB, Kantor Statistik Cina kemarin merilis indeks sektor industri jasa Cina turun dari 56,3 pada Agustus menjadi 53,7 pada September 2012.
Penurunan terjadi seiring menurunnya kinerja sektor jasa konstruksi dan transportasi karena menurunnya permintaan. Indeks industri jasa tersebut juga senada dengan indeks manufaktur yang mencatat perlambatan dalam tujuh triwulan terakhir.
Untuk India, ADB memperkirakan ekonomi negara itu akan turun dari 6,5 persen di 2011 menjadi 5,6 persen di 2012 dan kembali naik jadi 6,7 persen di 2013. Angka itu dipangkas dari proyeksi sebelumnya, 7,0 persen di 2012 dan 7,5 persen di 2013.
Abdul Malik | Reuters
Berita populer:
Pemerintah Siapkan ''Pengganjal'' Jokowi
Jokowi Tidak Akan Ambil Gaji Gubernur DKI?
Bos Bumi Emosi Waktu Curhat Konflik Perusahaan
Sakit Hati, Foto Bugil Kekasih Disebar ke Facebook
Bibit Waluyo: Saya Bukan Bajing Loncat
Jokowi Puji Fauzi Bowo Sebagai Kesatria