TEMPO.CO, Kulon Progo - Produsen rambut palsu atau yang biasa disebut wig di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kewalahan melayani pesanan yang juga datang dari luar negeri. Pesanan yang cukup banyak ini tidak seimbang dengan jumlah karyawan sehingga pengerjaan pesanan agak tersendat.
Menurut Vice President PT Sung Chang Indonesia (SCI) Kulonprogo, Chou Hying Choe, wig buatan pabriknya banyak diminati oleh konsumen, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Wig produksi Kulon Progo ini banyak dipesan oleh negara negara besar, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara Eropa. Namun, dengan jumlah karyawan sebanyak 1.500 orang, perusahaan masih merasa kekurangan tenaga untuk mengerjakan pesanan.
"Permintaan wig sangat tinggi. Kami sampai kewalahan melayani. Idealnya ada 2.500 pekerja," kata Chou Hyong Choe pada Tempo, Selasa, 2 Oktober 2012.
Dia memperkirakan, dengan jumlah karyawan 2.500 orang, produksi wig setiap bulan bisa mencapai 85.000 buah. Saat ini dengan 1.500 pegawai, produksi wig per bulan baru 25.000 wig saja. “Saat ini sedang berbenah untuk menaikkan jumlah produksi,” kata Choe.
Untuk menaikkan jumlah produksi itu, perusahaan juga menambah fasilitas buat para pegawai, seperti sistem pengupahan, kesejahteraan, dan penambahan sarana lainnya. "Kami masih membutuhkan banyak tenaga kerja," kata dia.
Peluang kerja itu sebenarnya sangat tinggi bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain banyak dibutuhkan untuk membantu produksi, juga akan ada masa magang selama tiga bulan untuk menjadi tenaga yang terampil.
Menurut Kepala Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kulon Progo, Wadiyo, perusahaan-perusahaan wig di desanya itu turut membantu menyerap tenaga kerja. Dampaknya juga sangat positif. Ada banyak warung makan, rumah kos, dan lain-lain. "Masyarakat di sekitar pabrik sangat terbantu secara ekonomi," kata dia.
MUH SYAIFULLAH
Terpopuler:
Bumi Resources Paparkan Dugaan Penyimpangan Dana
Hatta Upaya Jembatan Selat Sunda Tak Bebani APBN
Ini Utang-utang BUMI
Malaysia Akan Bangun Jalur Kereta di Kalimantan
Produksi Tambang Emas Martabe Berhenti Sementara
Berau: Tak Ada Penyidikan Independen dari Bumi Plc