TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyatakan aktivitas perdagangan antara Indonesia dan Amerika tidak akan terganggu dengan rencana penutupan misi-misi Amerika Serikat di Indonesia. Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan rencana itu lebih didorong karena sentimen isu sosial akibat protes sekolompok tertentu terhadap film anti-Islam.
"Artinya tidak akan berimbas pada kebijakan yang sifatnya pada perdagangan," kata Kasan ketika dihubungi pada Kamis, 20 September 2012.
Menurut Kasan, hingga semester I ini nilai ekspor Indonesia ke Amerika turun sebesar 5,7 persen dibanding tahun lalu atau sekitar US$ 8,7 miliar. Sedangkan untuk nilai impornya naik sebesar 11 persen dibandingkan tahun lalu.
Kasan mengatakan penurunan nilai ekspor ini lebih didorong karena permintaan masyarakat Amerika yang sedang turun. Barang-barang Indonesia yang banyak di ekspor ke Amerika adalah dari sektor manufaktur. Rencananya pada Oktober mendatang pemerintah akan melakukan kunjungan ke Amerika dalam rangka menjajaki pasar investasi.
"Terutama dengan adanya peraturan soal keharusan pengusaha membangun industri pengolahan (smelter) maka pasar investasi Amerika di Indonesia terbuka lebar juga di bidang elektronik," kata Kasan.
SYAILENDRA
Berita Lainnya:
Konsulat AS Ditutup, Pemerintah Bantah RI Tak Aman
Protes Film Anti-Islam, Mahasiswa Segel McDonald
Salman Rushdie Ogah Bela Pembuat Film Anti-Islam
Antisipasi Demo, Polisi Berjaga di Kedubes AS
Ini Dialog yang Dimanipulasi dalam Film Anti-Islam