TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian akan menggenjot pengembangan industri berbasis sumber daya. Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Dedi Mulyadi, rencana itu dilakukan untuk meratakan perkembangan kawasan industri di Indonesia.
“Karena saat ini banyak industri yang orientasinya masih kepada pasar,” katanya kepada Tempo, Senin, 10 September 2012.
Dedi mengatakan rencana pengembangan itu dilakukan karena potensi industri berbasis sumber daya di Indonesia sangat besar. Dia mencontohkan, kawasan Sei Mangke, Sumatera Utara, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai kawasan industri oil chemical.
“Industri itu tidak bisa dikembangkan di Pulau Jawa karena bahan bakunya di Sumatera,” ujarnya.
Menurut Dedi, pengembangan industri berbasis sumber daya perlu segera dilakukan, mengingat harga lahan di kawasan industri di Indonesia terlalu mahal jika dibandingkan kawasan industri di negara lain. “Di Indonesia, harga jual lahan rata-rata mencapai 220 US$ per hektare, jauh dari Cina atau Malaysia yang tidak sampai 100 US$ per hektare. Jadi ini membahayakan bagi daya tarik investor,” kata Dedi.
Dedi mengatakan harga jual tanah di Indonesia mahal karena permintaan yang sangat tinggi, terutama di kawasan Bekasi dan Karawang, Jawa Barat. Pemerintah mencatat, pada 2011, lahan seluas 1.250 hektare telah dibeli oleh para investor di dua daerah tersebut.
“Harga jual lahan itu hanya lebih rendah dari Korea Selatan dan Singapura yang di atas 220 US$ per hektare, yang lahannya terbatas,” ujarnya.
Dedi mengakui bahwa persoalan infrastruktur masih menjadi kendala dalam pengembangan kawasan industri. Karena itu, fokus pemerintah saat ini adalah mengembangkan infrastruktur di pusat-pusat perekonomian terlebih dahulu. “Memang berbeda dengan di Beijing atau Shanghai yang bantuan infrastruktur dari pemerintahnya sangat deras,” katanya.
DIMAS SIREGAR
Terpopuler:
Pertamina Aktifkan Anjungan yang Tertabrak Kapal
Proyek Kereta Bandara Dilelang Semester II 2013
Ruang Penguatan Rupiah Masih Terbuka
Di Ternate, Harga Bensin Rp 20 Ribu Per Liter
OJK Minta Kasus Pasar Modal Segera Diselesaikan
JORR Belum Nyambung, Tol Dalam Kota Overload