TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengakui masih ada banyak hambatan dalam upaya pengembangan industri kreatif di Indonesia. Hambatan ini perlu segera diurai karena potensi industri kreatif ini sangat besar. "Memang masih ada beberapa kendala yang menghambat," kata Mari di sela-sela seminar MP3EI, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu, 25 Juli 2012.
Sejumlah kendala yang masih ada, kata Mari, adalah lemahnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi, belum adanya skema pengembangan industri kreatif, kurangnya aspek pembiayaan, kurangnya akses pelaku industri ke pasar, dan masih lemahnya industri kreatif secara kelembagaan. "Ini yang berusaha kami selesaikan," katanya.
Menurut mantan Menteri Perdagangan ini, Indonesia masih membutuhkan lulusan sekolah menengah kejuruan dan sekolah menengah atas yang memiliki kompetensi di bidang teknologi informasi. "Sudah banyak lulusan SMK dari animasi yang saat ini terpakai. Desain dan animasi sangat berpotensi di Indonesia," ujarnya.
Sementara untuk akses pembiayaan, Mari menyatakan, masih banyak bank yang tidak mau memberikan modal untuk pelaku industri kreatif. “Baru ada satu bank yang mau memberikan pinjaman ke industri kreatif,” katanya.
Terkait akses pasar, pemerintah terus berusaha untuk memfasilitasi tempat pameran di dalam dan luar negeri untuk pelaku industri.
Mari juga menyatakan perlunya dorongan untuk perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual (HAKI) dan ketersediaan ruang publik untuk menunjang kreativitas. “Itu krusial,” katanya. Dia menunjuk pentingnya regulasi yang tegas dari pemerintah terkait free download dan free software.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Terpopuler:
Israel Siap Perang Terbuka dengan Iran
Maia Estianty: Ariel I Love You
Jokowi Mulai Dikawal Polisi
SBY: Allah Selamatkan Indonesia
Mulai Hari Ini, Tak ada Tahu dan Tempe
Mooryati Bantah Sumbang Jokowi-Ahok
Banjir Bandang Terjang Padang
Buron Koperasi Langit Biru Jaya Komara Ditangkap
Dhani Minta Maia Sering Temui Anak-anak
Banyak Akademisi Indonesia Dimanfaatkan Malaysia