TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bulog Divisi Regional Jawa Barat Usep Karyana menjamin stok beras untuk keperluan sepanjang bulan Ramadan dan Lebaran ini aman. ”Stok 255 ribu ton masih ada, mungkin (cukup) sampai Desember,” kata dia saat bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memeriksa harga bahan makanan di Pasar Kosambi, Bandung, Jumat, 20 Juli 2012.
Menurut dia, stok itu pun masih berpotensi terus bertambah mengingat masa panen masih berlangsung. Dia mencontohkan, serapan beras Bulog yang dibeli dari petani per hari menembus sekitar 1.500 ton. ”Akhir Juli ini sudah panen lagi,” kata Usep.
Dengan stok itu, pihaknya tetap siaga menggelar operasi pasar dan pasar murah dengan memasok beras. Dua skema itu bakal digelar agar harga beras tetap terjaga menghadapi Ramadan dan Lebaran ini. ”Jangan sampai harga sudah naik, baru kita operasi pasar,” ujarnya.
Harga beras di Pasar Kosambi, misalnya Rp 7.300 per kilogram. ”Harga ini masih belum menarik untuk dilakukan operasi pasar,” kata Usep.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat Endang Suhendar mengatakan kekeringan yang melanda sebagian daerah Jawa Barat masih belum mengganggu produksi padi Jawa Barat. Saat ini kekeringan di Jawa Barat melanda sekitar 18 ribu hektare lahan sawah. ”Itu data sampai 15 Juli karena laporannya tiap dua mingguan,” kata dia.
Dia memerinci yang mengalami kekeringan kategori ringan sekitar 10 ribu hektare, kategori sedang 5.000-an hektare, kategori berat 1.000-an hektare, serta yang sudah mengalami puso hampir menembus 300 hektare. Kekeringan itu paling banyak terjadi di Sukabumi, sekitar 7.000 hektare, di Ciamis 2.000 hektare, dan Indramayu sekitar 1.000 hektare.
Namun, di luar itu, sekitar 52 ribu hektare terancam kekeringan jika hujan tak kunjung turun. Tapi Dinas sudah mengantisipasi dengan memasang pompa air, perbaikan jaringan irigasi, dan pembuatan sumur pantek.
Gubernur Ahmad Heryawan mengatakan pemerintah Jawa Barat menyiapkan anggaran Rp 10 miliar untuk menggelar operasi pasar murah di semua daerah di Jawa Barat sepanjang tahun ini. Duit itu bertujuan untuk memberikan subsidi khusus bagi tiga komoditas kebutuhan pokok, yakni beras, minyak goreng, dan gula, agar bisa dijual murah untuk menekan lonjakan harga. ”Di minggu pertama puasa ini kita sudah antisipasi,” kata dia.
Menurut Heryawan, mayoritas bahan makanan pokok kenaikannya masih terhitung normal, kecuali daging sapi dan daging ayam. Lonjakan harga saat ini terhitung biasa menjelang Ramadan. ”Seminggu setelah puasa normal lagi, kemudian seminggu sebelum Lebaran naik lagi,” kata dia.
Dalam pasar murah nanti, kata Heryawan, akan diperdagangkan juga daging sapi dan ayam untuk menekan harga yang kini melonjak.
AHMAD FIKRI