TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pelayaran Niaga Indonesia (INSA) menyatakan 75 persen kapal niaga atau sebanyak 8.250 unit di Indonesia berusia lebih dari 20 tahun. "Untuk peremajaan butuh biaya US$ 2 juta untuk tiap set kapal," ujar Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto, Rabu, 11 Juli 2012.
Dari hitungan kasarnya, pelaku usaha pelayaran nasional diperkirakan membutuhkan total dana US$ 16,5 miliar untuk kebutuhan peremajaan kapal. INSA juga melakukan pengadaan 150 unit kapal tongkang senilai US$ 510 juta. Kapal tersebut digunakan untuk pengangkutan barang tambang seperti batu bara dan nikel.
Carmelita menuturkan alasan perusahaan melakukan peremajaan kapal adalah karena mempertimbangkan kemampuan pelabuhan. Jika pelabuhan memiliki kemampuan untuk menerima sandar kapal berkapasitas besar, maka kapal yang akan didatangkan juga besar. Pembelian kapal oleh perusahaan pelayaran selalu mempertimbangkan kapasitas infrastruktur pelabuhan.
Kegiatan ekspor dan impor oleh pelayaran nasional memang meningkat menjadi 15 persen hingga akhir tahun ini dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan No. 80 Tahun 2012 tentang Jasa di Bidang Angkutan Umum di Darat dan Air yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
"Mudah-mudahan untuk angkutan seperti batu bara, semen, dan beras dilakukan oleh pelayaran nasional," ujar Carmelita. Sebelumnya angkutan tersebut didominasi perusahaan pelayaran asing.
MARIA YUNIAR