TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan, E.E. Mangindaan, menyatakan pembangunan jalan saat ini belum mampu mengimbangi pertumbuhan kendaraan bermotor. "Akibatnya macet di mana-mana, apalagi Jakarta," kata Mangindaan dalam seminar Intelligent Transport System, Kamis, 28 Juni 2012.
Menteri menuturkan pada pagi hari 18 ribu kendaraan masuk ke Jakarta dari Depok, Bogor, Tangerang, serta Bekasi. Ia menyebutkan penjualan kendaraan bermotor meningkat setiap tahun. Pertumbuhan penjualan mobil mencapai 12,08 persen dan motor 15,75 persen. Sedangkan penjualan truk tumbuh 8,06 persen serta bis 16,46 persen.
Kementerian Perhubungan berusaha mengatasi masalah tersebut dengan mengalihkan pengguna angkutan umum ke kereta api. Kelak, kata dia, masyarakat dapat memarkirkan kendaraan di stasiun dan melanjutkan perjalanan dengan kereta api. Namun, hal tersebut harus ditunjang dengan intelligent transport system serta teknologi informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk lalu lintas, kata dia, berupa pendekatan manajemen lalu lintas. Sayangnya, pendekatan tersebut tidak optimal jika tidak diikuti pola antarmoda. Menurut Mangindaan, di Jakarta bus harus memiliki konektivitas dengan kereta api.
Mangindaan menuturkan kemacetan harus segera ditanggulangi karena waktu masyarakat banyak terbuang karena terjebak macet. Tak cuma itu, macet juga menyebabkan stres pengguna jalan. "Saya yang pakai voorijder saja capek," ujar dia.
MARIA YUNIAR