TEMPO.CO , Jakarta:Kesulitan keuangan menjadi alasan PT Merpati Nusantara Airlines terpaksa menandatanagi MoU pembelian 15 pesawat MA60 dari Xian Aircraft pada 24 November 2005. “Waktu itu Merpati kesulitan, beli pesawat tidak ada dana, minjam juga tidak bisa,” kata mantan pejabat Merpati yang enggan disebutkan namanya ketika dihubungi Tempo, Ahad, 24 Juni 2012.
Saat itu perusahaan plat merah ini kesulitan mendapatkan pesawat baru. Karena waktu itu ada yang menawarkan pesawat, yakni Xian Aircraft, pihaknya bersedia bekerja sama. Namun karena melibatkan asing, kerja sama dilakukan government to government antara Indonesia dan Cina.
Mantan pejabat Merpati itu menuturkan, banyak pihak menanyakan kepada jajaran direksi alasan tak bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia. Saat itu Merpati beralasan, kerja sama dengan PT DI merugikan karena susah berhutang kepada perusahaan plat merah. “Kondisi DI juga sedang dalam terlilit hutang,” ujarnya.
Mengenai hasil temuan badan Pemeriksa Keuangan yang mengatakan pengadaan pesawat itu tidak direncanakan dalam bussiness plan dan RKAP, ia menjawab karena itu memang upaya penyelamatan Merpati oleh pemerintah seperti Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan Bapenas. “Mana ada perusahaan pemerintah bisa mengatur pemerintah,” kata dia.
Ia menolak anggapan pengadaan tersebut tak sesuai Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang atau jasa pemerintah. Alasanya, pengadaan itu khusus dalam upaya penyelamatan perusahaan dan waktu itu ada penawaran, sehingga tak perlu menyesuaikan dengan kepres tadi.
Wakil Ketua BPK Hasan Bisri enggan mengomentari masalah ini. “Saya harus cek dulu, sekarang saya belum siap menjawab pertanyaan anda,” kata Hasan Bisri melalui pesan pendek seluler.
SUNDARI
Berita Terkait
Korupsi Merpati Dilaporkan ke Kementerian
KPK Siap Selidiki Korupsi Merpati
Rumah Kakak Neneng di Riau Digeledah
Soal Korupsi Merpati, Wakil Dahlan Tunggu Audit
Ternyata Wamen Agama yang Jelaskan Korupsi Quran