TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menjamin produk hortikultura impor, seperti buah dan sayuran, tidak akan masuk ke pasar Jawa Timur. "Silakan transit di Surabaya, tapi harus segera dilempar ke provinsi lain," kata Soekarwo, Rabu 20 Juni 2012.
Soekarwo menyikapi pengalihan pintu masuk impor produk hortikultura dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya; Pelabuhan Belawan, Medan; Pelabuhan Makassar, serta Bandara Soekarno-Hatta. Pengalihan diberlakukan sejak Selasa, 19 Juni 2012, kemarin.
Jaminan Soekarwo diperkuat Peraturan Gubernur yang dikeluarkan sejak April 2012. Dalam peraturan tersebut antara lain disebutkan aneka produk hortikultura hanya boleh mampir di Surabaya dan tidak boleh diedarkan di Jawa Timur. ”Sikap kami sama dengan penentangan terhadap masuknya beras impor ke Jawa Timur,” ujar Soekarwo.
Bukan sebatas peraturan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bahkan tim terpadu yang bertugas melakukan pengawasan terhadap seluruh produk hortikultura impor yang masuk melalui berbagai pelabuhan laut maupun pelabuhan udara.
Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Eko Putro, mengatakan tim tersebut sejak Selasa kemarin telah mulai bertugas. Tim bekerja sama dengan pihak Bea Cukai dan Balai Karantina. "Setiap produk hortikultura yang masuk ke Jawa Timur harus dilaporkan, kemudian kami cek alur distribusinya," ucapnya.
Wibowo menegaskan langkah tegas tersebut harus dilakukan agar produk hortikultura impor, termasuk buah dan sayur tidak didistribusikan ke pasar Jawa Timur. Jika ada produk hortikultura yang tak jelas alur distribusinya akan langsung dilakukan penyegelan.
Menurut Wibowo, pihaknya harus mengamankan produk hortikultura, termasuk sayur dan buah lokal. Apalagi Jawa Timur dikenal sebagai pemasok hortikultura terlengkap di Indonesia. Tak hanya aneka buah dan sayuran, bahkan Jawa Timur juga dikenal memiliki aneka tanaman hias hingga tanaman obat terlengkap.
Masuknya hortikultura impor lewat Pelabuhan Tanjung Perak dikhawatirkan mengancam komoditas asli Jawa Timur. "Kita punya apel, jeruk, mangga, pisang hingga obat-obatan, jangan sampai harganya rusak karena membanjirnya produk impor," tutur Wibowo.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita Terkait
Sejam lagi, Tanjung Priok Tertutup Bagi Buah Impor
Menteri Kehutanan Musnahkan 12,7 Ton Tenggiling Ilegal
Impor Dibatasi, Harga Sayuran dan Buah Melonjak
Buah Impor Dilarang di Banyuwangi
Boleh Impor Banyak Barang, Asalkan...