TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik melaporkan laju inflasi Mei 2012 sebesar 0,07 persen. Angka ini lebih rendah dibanding April 2012 yang sebesar 0,21 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 1,15 persen dan inflasi year on year tercatat 4,45 persen.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, angka inflasi komponen inti Mei mencapai 0,18 persen. Inflasi harga diatur pemerintah 0,09 persen dan inflasi bergejolak deflasi sebesar 0,25 persen.
Dari 66 kota yang diamati, 37 mengalami inflasi. "Dan sisanya sebanyak 29 kota mengalami deflasi," kata dia di Jakarta, Jumat, 1 Juni 2012.
Suryamin menerangkan, inflasi tertinggi didapati di Pontianak sebesar 0,93 persen dan Dumai 0,76 persen. Sedangkan inflasi terendah tercatat di Balikpapan sebesar 0,04 persen.
Penyumbang terbesar inflasi ada pada makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,40 persen. Lebih jauh, Suryamin menjelaskan, komoditas penyumbang utama inflasi adalah bawang merah. Ini dikarenakan kurangnya suplai bawang merah sehingga harganya naik. Selain bawang, harga ayam ras dan gula juga naik.
Rojok juga menjadi penyumbang angka inflasi lainnya. Kenaikan harga rokok ini disebabkan adanya kenaikan cukai rokok. Adapun komoditas penyebab deflasi antara lain cabai rawit, beras, ikan segar, dan emas perhiasan. Suplai komoditas ini lancar sehingga mencukupi ketersediaan di pasar.
NUR ALFIYAH