TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (persero) yakin konsumsi bahan bakar minyak untuk menyalakan pembangkitnya tidak akan setinggi tahun lalu. Sebab perusahaan setrum tersebut mendapat tambahan pasokan gas yang cukup signifikan pada tahun ini.
"Total kebutuhan BBM pada tahun ini hanya 7,5 juta kiloliter," ujar Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki ketika dihubungi Tempo, Ahad, 20 Mei 2012.
Target tersebut lebih rendah ketimbang target pemakaian BBM pada 2011, sebesar 9 juta kiloliter. Meskipun realisasi konsumsi tahun lalu lewat dari target, yaitu menjadi 11,2 juta kiloliter. Lewatnya realisasi ini, kata Suryadi, terjadi karena beberapa hal, di antaranya proyek 10 ribu megawatt tahap I yang tak kunjung rampung. "Sehingga penyerapan batu baranya kurang dari target. Harusnya 50 juta ton, hanya menjadi 35 juta ton."
Selain masalah pembangkit batu bara, bengkaknya konsumsi PLN pada tahun lalu juga disebabkan belum masuknya pasokan gas yang dijanjikan. Sementara itu, untuk tahun ini, PLN dipastikan mendapat tambahan sebanyak 200 miliar british thermal unit per hari (BBTUD) dengan beroperasinya FSRU (floating storage and regasification vessel) Jakarta.
Suryadi menegaskan sulit bagi PLN untuk menghapus konsumsi BBM menjadi tidak ada sama sekali. Sebab, untuk menyalakan pembangkit uap, tetap membutuhkan BBM. Bahkan terdapat beberapa daerah di Indonesia yang sulit untuk dibangun PLTU karena keterbatasan infrastruktur, tetapi membutuhkan pembangkit diesel supaya mendapat akses listrik.
GUSTIDHA BUDIARTIE