TEMPO.CO, Jakarta - Walau sudah berpulang, mendiang Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Widjajono Partowidagdo, ternyata memberikan wasiat untuk negara ini terkait dengan BBM. Bahwa bahan bakar minyak harus digunakan adil untuk segenap masyarakat Indonesia. Dan tak kalah penting, diversifikasi energi.
Ninasapti Triaswati, istri mendiang Widjajono, menceritakan sebagai akademikus dan pasangan hidup, dirinya dan suaminya sering berdiskusi mengenai kebijakan BBM yang seharusnya mengusung asas keadilan. Menurut Widjajono, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menjaga penggunaan BBM bersubsidi agar tepat sasaran.
"Keadilan tidak bisa satu pihak, harus adil bersama. Nah itulah wasiat utamanya," kata Ninasapti Triaswati, istri mendiang Widjajono usai diskusi "Wasiat Wamen" di kantor Sekretariat Kabinet, Rabu 9 Mei 2012.
Negara ini, menurut Widjajono, sebenarnya miskin, melarat dalam hal sumber daya minyak Bumi, tapi berlimpah dalam kepemilikan gas, batu bara, dan energi surya. Jadi jika ingin hidup tidak melarat harus menghemat energi minyak dan memanfaatkan sumber energi yang lain.
"Kita ini negara miskin yang berfoya-foya, miskin minyak tapi foya-foya minyak. Kalau mau kaya hiduplah dengan cara berlimpah, ada gas, ada batu bara, ada energi surya. Sedangkan yang migas ditinggalkan. Pesannya tinggalkan (minyak), kita ganti bahan bakar gas, tenaga surya," Nina menuturkan.
Nina mengatakan dulu dia dan Widjajono memulai hidup bersama dengan berhemat karena sama-sama bukan berasal dari keluarga yang kaya raya. Jadi Widjajono selalu berpesan agar berhemat dalam segala aspek, tidak hanya dalam kehidupan, tapi juga dalam hal yang lebih luas seperti kebijakan yang melibatkan banyak masyarakat.
”Seperti subsidi BBM Rp 130 triliun kan tidak hemat sama sekali. Itu untuk dibakar dan yang menikmati yang memiliki mobil. Yang di atas gunung tidak memiliki mobil dan motor tidak menikmati apa-apa,” kata dia.
Bagi Widjajono, pemikiran yang salah jika harga BBM murah untuk rakyat banyak. Padahal BBM murah hanya untuk masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi.
”Subsidi BBM saat ini dinikmati oleh rakyat kaya jauh lebih banyak daripada yang tidak punya mobil dan motor. Ini ini yang aneh dari subsidi BBM. Secara ekonomi dia tidak adil,” ujar Nina.
Rakyat yang kaya seharusnya membayar pajak yang lebih besar. Hal ini bisa dituangkan dalam bentuk kebijakan pajak prorgresif kepemilikan mobil.
ARYANI KRISTANTI
Berita terkait
Ini Alasan Widjajono Mengapa BBM Indonesia Tak Murah
8 Hal Widjajono Soal Pembatasan BBM Subsidi
5 Salah Persepsi Energi, Pemikiran Alm. Widjajono
Kuntoro Pernah Minta Widjajono Potong Rambut
Video Wamen Widjajono, Detik-detik Sebelum Wafat
Video: Widjajono Ingin Jalan di Tambora Diperbaiki
Widjajono: Antara Gondrong, Tas Bolong, dan Kamera Pinky
Wamen Widjajono: Tuhan, Segala Kehendak-Mu Terjadi...