TEMPO.CO, Jakarta - Bank Sahabat Sampoerna bakal bersaing di segmen mikro dan kecil. Meski pemain di segmen ini sudah banyak, Direktur Utama Bank Sahabat Sampoerna, Indra W. Supriadi, mengaku siap.
"Rentang bunga kami masih kompetitif dibanding bank yang sudah lebih dulu di segmen ini, seperti Danamon dan BTPN," ujar Indra usai konferensi pers, Rabu, 9 Mei 2012.
Penyaluran kredit mikro Bank Sahabat Sampoerna menggunakan konsep channeling, yakni disalurkan melalui koperasi atau bank perkreditan rakyat. Besaran bunga yang ditetapkan berkisar 12-15 persen. Adapun bunga yang diteruskan ke debitor berada di kisaran 25 persen setahun.
Bank Sahabat Sampoerna juga menerapkan strategi bunga berbasis risiko (risk based pricing). Strategi ini memungkinkan nasabah dengan latar belakang pembayaran kredit dan pendapatan yang baik bakal mendapat bunga yang lebih murah.
Tingginya bunga kredit mikro, kata Indra, lantaran biaya operasional yang mahal. Salah satunya karena kredit banyak disalurkan ke luar Jawa. Biaya penyaluran dan penagihan jadi mahal.
Indra menilai potensi terbesar mikro utamanya pada kredit untuk sektor perdagangan. "Kami belajar 2-3 tahun belakangan perdagangan kecil dan menengah paling menjanjikan, terutama terkait dengan kebutuhan sehari-sehari," ujarnya. Perputaran di sektor ini juga dianggap cepat.
Selain perdagangan, sektor lain yang menjanjikan dan relatif minim risiko adalah bidang pertanian, utamanya tanaman keras yang tak terpengaruh cuaca dan peternakan unggas atau ikan yang perputaran uangnya cepat.
Meski memilih sektor-sektor aman, risiko kredit mikro diakui tetap tinggi. Utamanya karena perputaran uang sangat bergantung pada kekuatan manusia. "Jika sakit, tidak bisa kerja, tidak bisa bayar," ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, bank yang sebelumnya bernama Bank Dipo ini bekerja sama dengan perusahaan asuransi untuk menjaminkan kredit mikronya.
Sejauh ini penyaluran kredit mikro bank ini masih berkisar 20-30 persen dari total kredit. Mayoritas masih untuk segmen warisan Bank Dipo, yakni segmen usaha menengah. Komposisi kredit mikro mulai berubah pada 2014 hingga akhirnya menjadi dominan.
MARTHA T