Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia, Ironi Negeri Kaya Energi  

image-gnews
Bus Transjakarta (busway) saat mengisi bahan bakar gas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Auri, Pancoran, Jakarta. [TEMPO/ Dwianto Wibowo]
Bus Transjakarta (busway) saat mengisi bahan bakar gas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Auri, Pancoran, Jakarta. [TEMPO/ Dwianto Wibowo]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berulang kali berjanji mengurangi ketergantungan pada minyak bumi. Faktanya, sangat sedikit usaha konversi dilakukan. Mau bukti? Tingkat konsumsi gas Indonesia pada tahun lalu baru sekitar 21 persen, sementara penggunaan minyak telah mencapai 50 persen. Padahal cadangan minyak Indonesia telah jauh menyusut, sementara deposit gas alam masih cukup tinggi.

Mengutip Statistical of World Energy Report 2011, Indonesia masih memiliki cadangan gas 3,1 triliun meter kubik, yang bisa bertahan hingga 40-an tahun dengan rata-rata produksi 82 miliar meter kubik per tahun. Adapun total cadangan minyak bumi nyaris kerontang, tinggal 4,2 miliar barel. Jumlah ini ditaksir habis dalam delapan tahun.

Sebenarnya, rencana pemerintah lepas dari ketergantungan minyak telah 'dicanangkan' sejak 1995. Tapi rencana tak jalan lantaran harga minyak dunia ketika itu masih rendah. Kebiasaan pemerintah memberikan subsidi minyak membuat program konversi melayang-layang. Padahal ongkos 'memanjakan' rakyat dengan bensin murah sangat mahal, termasuk gonjang-ganjing politik setiap kali subsidi hendak dikurangi.

Laporan utama majalah Tempo pekan ini mengungkapkan banyak korban akibat program konversi yang tak jalan itu. Salah satunya adalah molornya pembangunan terminal apung penampung dan pengolah gas alam cair di Teluk Jakarta. Terminal itu sedianya memasok kebutuhan gas Pembangkit Listrik Tenaga Uap Muara Karang dan Tanjung Priok. Keterlambatan ini menutup peluang PT Perusahaan Listrik Negara menghemat sedikitnya Rp 2,7 triliun biaya bahan bakar, sejak September tahun lalu. Walhasil, Badan Pemeriksa Keuangan menganggap PLN boros memakai uang negara.

Persoalan muncul sejak awal proyek penyediaan gas di Jakarta yang bernama proyek Teluk Jakarta. Bukannya memilih penyedia tanker baru, PT Nusantara Regas--perusahaan patungan Pertamina dan Perusahaan Gas Negara yang menangani terminal apung tadi--malah menunjuk Golar LNG. Perusahaan internasional yang berkantor di Bermuda itu menyediakan tanker berusia 35 tahun sebagai terminal mengapung. Perlu waktu berbulan-bulan untuk menyiapkan tanker itu dan ini salah satu penyebab keterlambatan.

"Tinggal beberapa pekerjaan akhir. Kami berharap Mei semuanya ready," kata Direktur Utama Nusantara Regas Hendra Jaya, Selasa pekan lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hendra dan anak buahnya sedang berpacu dengan waktu. Realisasi proyek ini sudah molor hampir setengah tahun. Mereka telah berulang kali pula merevisi janji kepada PT Perusahaan Listrik Negara--pembeli gas dari proyek ini.

PLN tak mau ambil risiko. Pembangkit, yang tak boleh padam, terpaksa membakar solar. "Kedua pembangkit ini penyangga utama tegangan. Kalau keduanya sampai mati, Jakarta dan sekitarnya akan byar-pet," kata Kepala Divisi Gas dan Bahan Bakar Minyak PLN M. Suryadi Mardjoeki. (Selengkapnya baca laporan majalah Tempo: Boros Solar demi Golar)

AGOENG WIJAYA

Artikel di atas adalah liputan utama majalah Tempo untuk pekan ini.

Berita Terpopuler Lainnya:
Boros Solar demi Golar
Wawancara Hendra Jaya: Kami Juga Rugi

Pesan Pendek Presiden Sebelum Mendepak PKS
Riedl Kembali ke Indonesia
Denny Diminta Tetap Pimpin Sidak Lapas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Bahan Bakar CNG yang Digunakan Taksi Bluebird, Diklaim Bisa Kurangi Emisi

12 Desember 2023

Mekanik melakukan perawatan rutin armada taksi Bluebird di Pool Bluebird Warung Buncit, Jakarta, Senin 24 Juli 2023. Perawatan rutin armada taksi tersebut untuk memberikan standard kenyamanan perjalanan sesuai kampanye PT Blue Bird Tbk yakni Standard Nyaman Indonesia (SNI). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Mengenal Bahan Bakar CNG yang Digunakan Taksi Bluebird, Diklaim Bisa Kurangi Emisi

Sebanyak 3.200 unit armada taksi Bluebird menggunakan bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG).


PGN Test Drive Motor Bahan Bakar Gas, Hasilnya Mencengangkan

31 Maret 2023

Harga Bahan Bakar Gas (BBG) yang tertera di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Mampang, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Mei2022. Pemerintah melalui Kementerian ESDM menaikkan harga jual bahan bakar gas (BBG) menjadi Rp 4.500 per liter  sebelumnya Rp 3.100 per liternya. Kenikan harga jual baru ini berlaku sejak 1 Mei 2022 lalu. TEMPO/ Febri Angga Palguna
PGN Test Drive Motor Bahan Bakar Gas, Hasilnya Mencengangkan

Harga BBG atau bahan bakar gas sama di semua tempat pengisian, yakni Rp 4.500 per liter setara premium ( LSP).


Tarif BBG Naik, Transjakarta: Belum Ada Arahan Pemprov soal Tarif Layanan

13 Mei 2022

Bus Transjakarta (busway) saat mengisi bahan bakar gas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Auri, Pancoran, Jakarta. [TEMPO/ Dwianto Wibowo]
Tarif BBG Naik, Transjakarta: Belum Ada Arahan Pemprov soal Tarif Layanan

Kenaikan tarif BBG akan berdampak terhadap beban biaya operasi Transjakarta.


Terpopuler Bisnis: Aturan Lengkap PPKM, Tarif BBG Naik per 1 Mei

11 Mei 2022

Petugas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) sedang mengisi BBG angkutan kota (angkot) di SPBG, Bogor, Jawa Barat. 28 September 2017. Saat ini ada sekitar 500 angkot di Bogor yang menggunakan BBG. Setiap bulan, angkot-angkot itu menyerap 150.000 meter kubik BBG. TEMPO/Amston Probel
Terpopuler Bisnis: Aturan Lengkap PPKM, Tarif BBG Naik per 1 Mei

Artikel mengenai aturan lengkap pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tampak paling banyak dibaca. Ada juga tentang kenaikan BBG.


Tarif BBG Resmi Naik per 1 Mei, Energi Watch: Masih Lebih Murah dari BBM

10 Mei 2022

PT Perusahaan Gas Negara Tbk memastikan seluruh SPBG yang dikelola perusahaan beroperasi normal dan pasokan BBG aman dan lancar.(dok PGN)
Tarif BBG Resmi Naik per 1 Mei, Energi Watch: Masih Lebih Murah dari BBM

Kenaikan harga BBG tidak akan mengganggu proses transisi energi. Sebab, harganya lebih murah ketimbang BBM.


DKI Diminta Segera Pakai Kendaraan Operasional Bahan Bakar Gas

13 September 2019

Para pengemudi angkutan umum tengah mengantre pengisian bahan bakar gas di SPGB kawasan Pluit, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mencatat laba bersih sepanjang semester I 2019 turun 69,87% menjadi US$ 54,04 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Tempo/Tony Hartawan
DKI Diminta Segera Pakai Kendaraan Operasional Bahan Bakar Gas

Penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan operasional pemda dan angkutan umum sesuai amanat Pergub Nomor 141 Tahun 2007.


KPBB Sebut Lobi Solar Ingin Hilangkan Bahan Bakar Gas

28 Juni 2019

PT Perusahaan Gas Negara Tbk memastikan seluruh SPBG yang dikelola perusahaan beroperasi normal dan pasokan BBG aman dan lancar.(dok PGN)
KPBB Sebut Lobi Solar Ingin Hilangkan Bahan Bakar Gas

Ahmad menduga terjadi lobi-lobi pebisnis kepada pemerintah agar menggugurkan aturan yang mewajibkan penggunaan bahan bakar gas (BBG).


Jaga Kualitas Udara, Transportasi Resmi Asian Games Berbahan Bakar Gas

13 Juli 2018

Interior bus baru Scania Low Entry City di Balaikota, Jakarta, 11 Maret 2016. Bus asal Swedia ini, berbahan bakar gas (BBG) sehingga ramah lingkungan. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Jaga Kualitas Udara, Transportasi Resmi Asian Games Berbahan Bakar Gas

Transportasi resmi Asian Games 2018 akan menggunakan kendaraan berbahan bakar gas.


Jonan Resmikan 10.101 Jaringan Gas Rumah Tangga di Mojokerto

9 Februari 2018

Dalam kesempatan lain, Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan tentang zona bahaya dan zona aman erupsi Gunung Agung saat meninjau Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, 22 Desember 2017. ANTARA FOTO
Jonan Resmikan 10.101 Jaringan Gas Rumah Tangga di Mojokerto

Jaringan Gas di Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto dibangun karena berdekatan dengan dua sumur gas.


Pertamina Bagikan 2.000 Converter Kit ke Nelayan

10 November 2017

Petugas menunjukkan contoh Avtur pada gelas ukur sebelum didistribusikan di Terminal Bahan Bakar Minyak Pertamina, Pontianak, Kalimantan Barat, 14 Oktober 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Pertamina Bagikan 2.000 Converter Kit ke Nelayan

Pertamina menyatakan mendukung konversi bahan bakar minyak ke gas oleh nelayan.