TEMPO.CO, Banyuwangi -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akan mengimpor sapi perah dari Kanada untuk dibudidayakan di daerah tersebut. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas telah melayangkan surat permohonan izin kepada Menteri Pertanian Suswono. "Kalau Menteri Pertanian setuju, tahap pertama akan didatangkan 300 ekor sapi," kata Abdullah di Banyuwangi, Rabu, 29 Februari 2012.
Ia menjelaskan telah tiga kali bertemu dengan staf Kedutaan Besar Kanada untuk membahas rencana impor sapi itu. Kebijakan ini merupakan tindak lanjut program budidaya sapi perah Pemerintah Daerah Banyuwangi bekerja sama dengan PT Nestle Indonesia, yang dirintis sejak 2011 lalu.
Sapi perah asal Kanada dipilih karena tingkat kekentalan susu tergolong tinggi, sekitar 20 persen, dibandingkan sapi perah lokal. Pemerintah berjanji akan memberikan pelatihan kepada para peternak pada 23 Maret mendatang, sebelum budidaya sapi Kanada dimulai.
Pemerintah Banyuwangi menargetkan akan membudidayakan 65 ribu ekor sapi. Investasi yang disiapkan Rp 1,3 triliun akan diperoleh dari Bank Jatim. Nantinya peternak mencicil melalui mekanisme kredit. Untuk menampung susu, di setiap desa akan dibentuk koperasi. Kemudian produk berupa susu segar itu dijual ke Nestle.
Pemerintah menunjuk Desa Tamansari, Kecamatan Licin, yang merupakan sentra peternak sapi perah sebagai desa percontohan. Menurut Camat Licin, Gatot Suyono, saat ini sekitar 36 peternak membudidayakan sapi perah lokal sebanyak 105 ekor. Tahun ini jumlah sapi ditargetkan meningkat menjadi 1.500 ekor, meliputi 600 ekor sapi lokal dan 900 ekor sapi impor. "Pada tahun keempat nanti, seluruh sapi yang dibudidayakan adalah jenis impor," katanya.
IKA NINGTYAS