TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran maskapai untuk rute Cilacap-Semarang dan Cilacap-Yogyakarta dinilai tidak akan berpengaruh terhadap kue bisnis para perusahaan otobus yang selama ini beroperasi di sana. Peta persaingan belum akan terganggu, apalagi kapasitas kursi yang disediakan maskapai belum banyak.
Ketua Departemen Moda Angkutan Barang, Dewan Pengurus Pusat, Organisasi Angkutan Darat, Andre Silalahi, menyatakan basis bisnis moda transportasi udara berbeda dengan moda transportasi darat. “Pesawat melayani port to port, sedangkan bus berkonsep door to door,” katanya kepada Tempo, Selasa, 28 Februari 2012.
Andre yakin pemerintah tidak akan mengeluarkan putusan yang merugikan perusahaan otobus. Sebab pemerintah pasti melakukan kajian mendalam untuk kelayakan dan kebutuhan moda transportasi untuk kedua rute tersebut. “Regulasi dan pengawasan, kami serahkan pada Kementerian,” katanya.
Rute Cilacap-Semarang dan Cilacap-Yogyakarta tak lama lagi akan diramaikan oleh kehadiran maskapai Susi Air yang akan membuka pelayanan untuk rute tersebut. Selama ini, perusahaan otobus memegang pelayanan tanpa kehadiran moda transportasi udara.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan mengeluarkan izin rute penerbangan untuk Susi Air. "Saat ini masih dievaluasi, masih banyak yang harus dipertimbangkan," kata Bambang saat ditemui Tempo di kantornya, Senin, 27 Februari 2012.
Pemberian izin trayek bagi maskapai berjadwal tersebut dipertimbangkan dari keseimbangan antarmoda. "Tidak boleh mematikan satu sama lain, tetapi harus meningkatkan mobilitas masyarakat," katanya.
Menurut Bambang, jika daerah tersebut merupakan virgin rute atau rute yang belum tersentuh moda transportasi udara, pemerintah akan memberlakukan perlindungan kepada maskapai yang masuk pertama kali. Hal ini merupakan proteksi pemerintah untuk maskapai dalam mengembangkan usahanya, sehingga dalam waktu dua tahun tidak akan ada maskapai lain yang mengambil rute tersebut.
Pemilik Susi Air, Pudjiastuti, mengatakan pihaknya akan mencoba pasar terlebih dahulu dengan menurunkan satu pesawat berjenis Grand Caravan berkapasitas 12 penumpang. "Pesawat tersebut melayani dua rute," katanya kepada Tempo, Senin, 27 Februari 2012.
Rencananya harga tiket akan berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu. "Nanti harga tersebut akan bergantung kepada biaya landing. Perjalanan hanya memakan waktu 20 menit," kata Pudjiastuti.
Selama ini Susi Air sudah terbang untuk rute Cilacap-Jakarta. Rute baru tersebut diharapkan dapat menyambung, sehingga menghemat pengeluaran. Cilacap dipilih karena banyak terdapat tenaga kerja Indonesia yang butuh mobilitas ke daerah asalnya.
MUHAMAD RIZKI