TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pakaian Australia Billabong International Ltd menolak tawaran pengambilalihan saham oleh TPG Capital. Namun negosiasi masih terus dilakukan dengan perusahaan investasi tersebut. Demikian dikutip kantor berita BBC, Senin, 27 Februari 2012.
Nilai penawaran yang diajukan TPG sebesar AUS$ 765 juta (sekitar Rp 7,38 triliun) atau AUS$ 3 Australia (Rp 28.945) per lembar saham. Angka tersebut dianggap terlalu rendah.
Kinerja Billabong tengah merosot selama beberapa bulan terakhir akibat permintaan global yang terus menurun. Laba bersih perusahaan turun 72 persen menjadi AUS$ 16 juta (Rp 154,4 miliar) selama semester kedua tahun 2011 lalu.
Penguatan mata uang dolar Australia juga menjadi salah satu penyebab. Harga produk-produk Billabong menjadi lebih mahal bagi pembeli asing, sehingga menurunkan tingkat penjualan. Nilai tukar dolar Australia meningkat lebih dari 11 persen terhadap dolar Amerika Serikat sejak Oktober tahun lalu.
Saham Billabong, yang telah menghasilkan keuntungan lebih dari 60 persen sejak tawaran pengambilalihan, pada perdagangan di Bursa Efek Australia (Australia Securities Exchange) hari ini naik 2,4 persen, setelah perusahaan mengatakan masih dalam pembicaraan dengan TPG.
Meski, Billabong mengatakan, tidak tahu, apakah pembicaraan pada tahap ini akan menghasilkan perbaikan usulan dari TPG.
Kenaikan saham Billabong juga didorong pengumuman tentang rencana restrukturisasi perusahaan, yang meningkatkan harapan pemulihan bisnis. Berdasarkan rencana--yang diumumkan setelah TPG menawar--Billabong akan menjual kepada Nixon dan menggunakan dana untuk membayar sebagian utang. Perusahaan akan menutup sekitar 150 gerai yang tidak menguntungkan dan memangkas pegawai sebagai bagian dari perubahan model bisnis.
RETNO S